Mobil Salah Isi Bahan Bakar, Ini yang Harus Dilakukan agar Mesin Tidak Rontok

JAKARTA, vozpublica.id – Dispenser pada pom bensin atau SPBU dapat melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) untuk mesin bensin dan diesel. Meskipun berbeda nozzle dan sudah dilengkapi tanda jelas, mungkin bisa terjadi salah pengisian.
Akibat terburu-buru atau tidak memperhatikan secara seksama, kejadian salah isi BBM selalu terjadi di lapangan. Apalagi untuk mobil yang memiliki dua model bahan bakar seperti Kijang Innova atau Fortuner. Petugas yang salah mengira isi mobil bensin diisi solar atau sebaliknya
Bagaimana jika kejadian salah isi BBM menimpa mobil Anda? Apa yang akan terjadi?
Bila mobil mesin bensin tidak sengaja diisi BBM diesel, sebut saja solar, mesin akan sulit dihidupkan mengingat solar membutuhkan kompresi tinggi untuk memicu ledakan di ruang bakar. Selain itu, tekanan pompa bensin yang lebih rendah ketimbang mesin diesel dan suhu percikan api busi yang tidak sesuai titik nyala solar belum cukup untuk memicu ledakan.
"Makanya, mesin bensin yang kemasukan solar sulit dihidupkan. Kalaupun bisa, umumnya karena masih tersisa bensin di tangki BBM," ujar Customer Satisfaction Development and Marketing Communication Auto2000, Cahaya Fitri Tantriani dalam keterangan tertulis.
Dia menuturkan ada kasus di mana mobil langsung mati dan tidak dapat dinyalakan kembali. Selagi mesin belum malfungsi, segera menepi dan matikan mesin. Jangan dipaksakan terus berjalan karena berisiko membuat komponen mesin rusak kalau tetiba mati, bahkan jebol kalau melaju di kecepatan tinggi.
Sebaliknya, mesin diesel membutuhkan BBM yang dapat terbakar sendiri karena hanya mengandalkan kompresi mesin tinggi. Sementara bahan bakar untuk mesin bensin membutuhkan busi untuk membakarnya.
Akibatnya, mesin diesel akan sulit dinyalakan karena perbedaan karakter bahan bakar dan kebutuhan mesin. Sebab itu, saat menemukan gejala setelah isi BBM padahal sebelumnya mesin baik-baik saja, segera pastikan tidak ada kesalahan pengisian.
Apabila dipaksakan, dapur pacu diesel dapat dinyalakan lantaran kompresi mesin dan suhu yang tinggi di dalam ruang bakar sanggup membakar bensin. Masalah timbul karena pembakaran tidak dapat diatur sesuai kebutuhan mesin sehingga mengakibatkannya kehilangan tenaga, knocking alias ngelitik, serta membuat komponen mesin rusak bahkan jebol dan berujung harus turun mesin. Suatu kondisi yang tentunya tidak diharapkan.
Mesin diesel membutuhkan BBM yang juga berfungsi sebagai pelumas komponen seperti pompa bahan bakar, dan senyawa kimia itu hanya ada di solar. Mengingat bensin tidak memiliki unsur pelumas. Alhasil dapat membuat spare parts yang membutuhkan lubrikasi bisa rusak ketika bekerja dalam suhu dan tekanan tinggi.