Impor Mobil Mewah Dibatasi, Ini Strategi BMW

JAKARTA, vozpublica.id - Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan menyetop sementara impor mobil mewah. Hal ini mendapat tanggapan beragam dari produsen mobil premium, terutama Eropa.
Salah satunya BMW. Produsen mobil Jerman ini cukup santai menanggapinya karena BMW telah berinvestasi dan memiliki fasilitas perakitan di Indonesia, sehingga tidak mengandalkan pasokan impor.
"Soal pembatasan impor, kami tidak ada masalah. Pada 2012 kami berinvestasi dan bisa merakit semua kendaraan favorit di Indonesia," ujar Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania, saat dihubungi iNews.id, Senin (10/9/2018).
Dia menuturkan, 80 persen penjualan BMW, berasal dari model-model yang sudah dirakit di Indonesia, yakni BMW X1, X3, X5, Seri 3, Seri 7 dan Seri 5. Jumlah tersebut ditambah dengan lahirnya dua varian dari Mini Cooper Countryman rakitan Indonesia.
"80 persen model BMW yang ada enam, rakitan lokal. Ditambah dua varian Mini Cooper Countryman yang sebelumnya memang didatangkan dari Belanda," kata Jodie.
Seperti diketahui, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyampaikan pengendalian impor mobil mewah untuk menjaga kekuatan fundamental ekonomi Indonesia. Dampaknya sangat terasa pada mobil-mobil berkapasitas 3.000 cc.
Menanggapi hal tersebut, Jodie mengatakan BMW punya strategi sendiri pada mesin yang efficient dynamics, yakni menawarkan performa tinggi dengan konsumsi bahan bakar yang efisien dari mesin-mesin di bawah 3.000 cc.
"Kita punya strategi untuk memkasimalkan teknologi efficient dynamic, yaitu mesin di bawah 3.000 cc tetap punya performa tinggi, tapi tetap irit bahan bakar," kata Jodie.
"Lagi pula, hanya BMW M5 saja yang punya kapasitas mesin di atas 3.000 cc yang penjualannya tertentu, tidak sebanyak model lain," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani