Bidik Pasar Terbesar di Asia Tenggara, ADNOC Kembangkan Pelumas Kendaraan di Indonesia

JAKARTA, vozpublica.id - Indonesia merupakan salah satu pasar pelumas terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara. Berdasarkan riset Mordor Intelligence, volume pasar pelumas nasional diproyeksikan mencapai 1,06 miliar liter pada 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 3,85 persen hingga 2030.
Potensi ini didorong pertumbuhan kendaraan bermotor, sektor manufaktur, dan meningkatnya kesadaran efisiensi energi serta keberlanjutan.
Melihat peluang ini, ADNOC, melalui lini pelumas kendaraan ADNOC Voyager, merambah pasar Indonesia dengan pendekatan menyeluruh mulai dari kualitas produk tersertifikasi global, dukungan teknis di lapangan, hingga strategi distribusi nasional yang menjangkau seluruh Indonesia bersama PT Garuda Petro Perkasa.
“Indonesia adalah pasar penting bagi ADNOC. Dengan pertumbuhan konsumsi pelumas yang tinggi dan permintaan akan produk yang efisien serta ramah lingkungan, kami melihat potensi besar untuk membangun kemitraan jangka panjang. ADNOC Voyager membawa solusi pelumas masa depan yang tidak hanya unggul dalam performa, tetapi juga menjawab kebutuhan global akan keberlanjutan,” ujar Vice President Lubricants, Base Oil & Specialties ADNOC, Saber Al Ammari.
ADNOC Voyager saat ini telah digunakan di lebih dari 47 negara dan mendapatkan 180+ sertifikasi internasional, termasuk dari API, JASO, dan OEM terkemuka. Produk ini juga telah diadaptasi untuk kebutuhan iklim tropis dan gaya berkendara di Indonesia, serta mendukung efisiensi bahan bakar dan interval penggantian pelumas yang lebih panjang.
Secara global, ADNOC Voyager telah menjadi pilihan bagi operator armada kendaraan niaga, bengkel spesialis, serta pelaku industri berat dan maritim. Ini menjadikannya salah satu pelumas dengan rekam jejak penggunaan profesional paling luas di kawasan Timur Tengah dan Asia.
Sejak dipercaya menjadi distributor resmi ADNOC di Indonesia pada 2018, PT Garuda Petro Perkasa telah membangun jaringan distribusi yang kini mencakup lebih dari 12 wilayah strategis, dan ditargetkan akan bertambah dua kali lipat pada 2026.