5 Kebiasaan Buruk Pengendara Mobil Bikin Ban Cepat Rusak, Ini yang Sering Diabaikan

JAKARTA, vozpublica.id – Ban mobil sangat menentukan pengereman, kestabilan, hingga kendali pada kendaraan. Namun masih banyak pengendara yang menyepelekan kondisi ban.
Seringkali, pengendara baru menyadari kerusakan pada ban ketika kondisinya sudah parah, seperti kempes atau sobek. Padahal, semua ini bisa dicegah apabila pengendara rutin memeriksa dan melakukan perawatan rutin.
National Sales Manager (PCR) Passenger Car Radial Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono mengatakan rata-rata ban digunakan maksimal dengan jarak tempuh 40.000 hingga 50.000 kilometer, sebelum harus diganti karena aus. Selain jarak, performa dan usia ban juga ditentukan kebiasaan pemakaian sehari-hari.
"Kebiasaan buruk dalam memakai ban tidak hanya memperpendek umur ban, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan, dan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).
Berikut lima kebiasaan buruk pengendara mobil yang tanpa disadari membuat ban cepat rusak:
1. Mencuci ban dengan tekanan air terlalu tinggi
Teknik mencuci mobil dengan air bertekanan tinggi (steam) sebetulnya dapat membantu membersihkan komponen mobil yang sulit terjangkau. Namun, apabila terlalu sering melakukan ini, ditambah mengarahkan nosel semprotan air yang terlalu dekat dengan ban dapat mengikis lapisan pelindung ban. Cukup gunakan tekanan sedang (80–100 bar) dengan jarak aman 40–50 cm.
2. Gunakan semir ban berlebihan
Produk semir ban umumnya menggunakan silicone based yang dapat menjaga kilap ban lebih lama. Namun, menggunakan semir ban terlalu sering dapat membuat silicone menumpuk di ban mobil dan menyerap sehingga menyebabkan retakan halus pada permukaan ban.
Selain itu, ban menjadi licin dan mudah slip saat hujan. Sebaiknya gunakan semir ban maksimal dua minggu sekali dan hindari melapisi semiran berlebih terutama pada bagian tapak ban.