Mahasiswa Bawa Poster Kritik Gibran Diadang Paspampres, PDIP: Pembungkaman Suara Kritis

JAKARTA, vozpublica.id - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Mohamad Guntur Romli menilai tindakan Paspampres berlebihan saat mengamankan mahasiswa yang membentangkan poster kritik ke Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Blitar, Jawa Timur. Tindakan tersebut dinilainya mengancam demokrasi.
Aksi pengadangan ini dilakukan petugas keamanan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terhadap tiga mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Peristiwa itu terjadi saat Wapres Gibran melintas di Kota Blitar, Rabu (18/6/2025).
Dalam video yang viral di media sosial, mahasiswa yang membentangkan poster kritik soal janji 19 juta lapangan kerja itu sempat dihalau, posternya dirampas dan mereka dibawa menjauh oleh Paspampres.
“Tindakan Pasukan Pengamanan Gibran yang meringkus, merampas, dan menahan mahasiswa adalah tindakan berlebihan dan berbasis kekerasan,” ujar Guntur Romli dalam pernyataannya, Kamis (19/8/2025).
Menurutnya, meski polisi menyebut mahasiswa hanya diminta menepi dan tidak ditahan, tindakan tersebut merupakan ancaman yang serius terhadap demokrasi, kebebasan menyampaikan pendapat dan pembungkaman terhadap suara kritis dari publik.
Guntur Romli mengecam tindakan aparat yang dinilai represif terhadap mahasiswa yang hanya ingin menyuarakan aspirasi kritis.
"Mahasiswa tersebut tidak melakukan tindakan membahayakan ataupun menyerang pribadi Wapres Gibran. Mereka hanya menagih janji kampanye pilpres mengenai penyediaan 19 juta lapangan pekerjaan," katanya.
“Kalau mereka menyambut dengan poster yang memuji dan menjilat Gibran, tentu tidak akan ditangkap. Tapi karena ini kritik, langsung dibungkam,” ucapnya lagi.