Kolaborasi Lintas Kementerian Jadi Strategi Kemenpar Wujudkan Pariwisata Berkualitas

JAKARTA, vozpublica.id - Upaya membangun Indonesia yang sehat, sejahtera, dan berkelanjutan tidak bisa dilakukan oleh satu sektor saja. Kementerian Pariwisata mengambil langkah strategis dengan menjalin kerja sama bersama empat kementerian dan lembaga untuk menciptakan pariwisata masa depan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga berkualitas secara substansi.
Kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemenpar dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), serta Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH).
“Pariwisata adalah ruang untuk bersinergi. Di dalamnya ada potensi untuk mendukung ekonomi rakyat, pemenuhan gizi masyarakat, keselamatan wisatawan, hingga pelestarian lingkungan. Ini semua harus bergerak bersama,” tegas Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam sambutannya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Rabu 13 Agustus 2025.
Salah satu fokus utama dari kolaborasi ini adalah penguatan ekonomi rakyat melalui pengembangan desa wisata berbasis UMKM. Kemenpar menggandeng Kementerian UMKM untuk mengoptimalkan potensi lebih dari 6.000 desa wisata yang telah terdaftar di platform Jejaring Desa Wisata. Desa-desa ini akan dijadikan pusat pertumbuhan UMKM melalui dukungan akses pembiayaan KUR, pembinaan produk, fasilitasi investasi skala kecil-menengah, dan strategi pemasaran yang diperkuat.
“Kami ingin setiap wisatawan yang datang ke desa wisata pulang membawa cerita tentang rasa, tentang produk, tentang karya tangan-tangan UMKM Indonesia,” papar Menteri Widiyanti.
Selain ekonomi, aspek kesehatan masyarakat juga menjadi perhatian. Kemenpar bekerja sama dengan BGN untuk mendukung program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Melalui enam politeknik pariwisata, Kemenpar akan memberikan pelatihan tata boga, pendampingan SDM, dan melibatkan desa wisata sebagai pusat layanan gizi masyarakat.
“Sebelum MoU ini pun, kami sudah melatih 1.600 calon kepala dapur untuk mendukung program makan bergizi. Ini adalah bentuk nyata kontribusi pariwisata dalam pembangunan manusia Indonesia,” tambah Menteri Widiyanti.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyambut baik kerja sama ini dan menyoroti peran politeknik pariwisata sebagai pusat pelatihan yang telah menghasilkan produk makanan berkualitas. “Kami sedang melayani 15 juta penerima manfaat, dan menargetkan 82,9 juta hingga akhir tahun. Dukungan dari Kemenpar akan sangat signifikan,” kata Dadan.
Dalam hal keselamatan wisatawan, Kemenpar menggandeng BASARNAS untuk memperkuat pelatihan penanganan darurat, membangun sistem komunikasi terpadu, dan memastikan kesiapsiagaan di destinasi wisata alam dan prioritas. “Satu nyawa adalah investasi negara. Kolaborasi ini akan memperkuat sistem respons cepat di lapangan,” ungkap Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii. Ia juga menekankan pentingnya edukasi penanganan bencana bagi pelaku wisata lokal agar mampu melakukan respons awal secara mandiri.