8 Jenazah Korban Insiden Ponpes Al Khoziny Proses Identifikasi di RS Bhayangkara Surabaya

Namun, proses ini menghadapi sejumlah kendala. Kerusakan pada jenazah yang sudah lama menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam metode identifikasi primer seperti sidik jari.
“Sebagian besar sidik jari sudah rusak, sehingga sulit digunakan,” katanya.
Selain itu, identifikasi melalui struktur gigi juga tidak mudah dilakukan karena mayoritas korban berusia muda dan tidak memiliki ciri khas pada gigi.
Foto keluarga yang menunjukkan ekspresi meringis dinilai bisa membantu untuk identifikasi, namun data semacam itu saat ini masih minim.
“Untuk anak-anak usia 12 hingga 13 tahun, data sidik jari mereka belum masuk ke dalam database nasional, sehingga kami kesulitan melakukan pencocokan,” ucapnya.
Dia menjelaskan, selain metode primer seperti DNA yang sampelnya sudah diambil dari jenazah, identifikasi juga dilakukan melalui metode sekunder seperti tanda lahir, properti pribadi dan pakaian.
Namun, pakaian para santri umumnya seraga: berwarna putih dan mengenakan sarung, sehingga tidak cukup membedakan satu dengan lainnya.
Dia berharap keluarga korban dapat membantu dengan mengirimkan data pendukung seperti foto atau informasi ciri khas yang bisa mempercepat proses identifikasi.
Editor: Kurnia Illahi