5 Fakta Kasus Intoleransi Sukabumi yang Bikin Dedi Mulyadi Turun Gunung!

JAKARTA, vozpublica.id – Fakta terbaru dalam kasus dugaan intoleransi di Sukabumi mulai terungkap. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun langsung ke lokasi kejadian di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, untuk mendengar langsung keterangan korban dan menegaskan pentingnya penyelesaian secara adil.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71, pada Senin (30/6/2025), Dedi terlihat berdialog langsung dengan salah satu korban yang juga menjadi saksi mata. Ia menegaskan bahwa pendekatan dalam menyelesaikan masalah ini harus menyeluruh, tidak hanya secara hukum tetapi juga secara sosial.
“Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah ini secara komprehensif dari sisi sosial dan hukumnya. Kedua-duanya harus diselesaikan dengan baik,” ujar Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM.
Korban dalam video tersebut membantah informasi yang menyebutkan bangunan itu adalah tempat ibadah. Ia menegaskan bahwa tempat tersebut merupakan rumah pribadi yang sering digunakan untuk kegiatan sosial seperti pembinaan mental dan retreat.
“Itu adalah rumah pribadi yang diperuntukkan bagi saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Tempat itu memang sering dipakai kegiatan pembinaan mental atau retreat,” jelas korban kepada KDM.
Dedi Mulyadi juga menekankan bahwa menjaga kerukunan antarumat beragama adalah tanggung jawab pemerintah. Ia meminta masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum tentu benar.
“Ini sudah kewajiban pemerintah untuk menjaga kerukunan hidup masyarakatnya. Jawa Barat harus tenang,” tegasnya.
Setelah berbincang dengan korban, Dedi bersama rombongan langsung menuju vila yang dirusak massa saat kejadian berlangsung.
Insiden ini menjadi sorotan publik setelah beredar video viral yang memperlihatkan massa membubarkan kegiatan retreat keagamaan yang diikuti oleh anak-anak dan remaja Kristen. Dalam rekaman tersebut, tampak warga mencopot salib dari dinding, melempari batu, serta merusak fasilitas vila, meskipun aparat TNI dan Polri sudah berada di lokasi.
Salah satu korban perempuan yang terekam dalam video menjelaskan bahwa kegiatan tersebut hanyalah retreat pelajar Kristen saat liburan sekolah, dan tempat yang digunakan bukan gereja, melainkan vila pribadi.