10 Contoh Cerpen Singkat tentang Sekolah, Kaya Pesan Moral

Setiap hari Jumat, SMA Tunas Rimba selalu mengadakan bersih-bersih sekolah. Rendy merupakan ketua kelas 12 IPS 3 mulai mengajak teman sekelasnya untuk bersih-bersih.
Rendy adalah anak laki-laki tampan dan rajin. Dalam akademik dia cukup pintar, namun dia sangat jago dalam hal olahraga. Dia hobi bermain sepak bola. Tidak hanya itu, di kelas Rendy terkenal sosok yang suka bersih-bersih.
Hari Jumat menjadi rutinitas wajib Rendy untuk mengajak temannya untuk bersih-bersih. Namun Jumat kali ini Rendy terlihat sedikit agak berbeda, dia sedikit tegas kepada teman-temannya yang tidak ingin ikut bersih-bersih.
“Hari ini guru akan masuk ke ruang kelas. Jika guru melihat ada ruang kelas yang tidak bersih, maka jam pulang akan ditunda. Kalau kalian ingin cepat pulang, ikut bantu bersih-bersih jangan ada yang hanya duduk saja” Ucap Rendy.
Semua temannya mengikuti apa kata Rendy karena ingin cepat pulang. Setelah selesai bersih-bersih tiba saatnya guru datang untuk melihat masing-masing kelas. Saat tidak di ruang kelas 12 IPS 3, guru cukup takjub karena ruang kelasnya sangat bersih.
Sebagai apresiasi karena telah membuat ruang kelas menjadi bersih, Ibu guru mengizinkan anak 12 IPS 3 pulang. Semua anak-anak berteriak senang, dan mereka bergegas pulang.
Hari ini adalah hari anak-anak sekolah mengikuti ujian akhir semester. Anak-anak yang sudah belajar terlihat tenang menunggu jam masuk ruangan. Namun berbeda dengan anak-anak yang tidak belajar, mereka sibuk membuat contekan untuk ujian.
“Kringg” bel sekolah sudah berbunyi artinya siswa masuk ke ruangan dan mulai mengerjakan ujian. Budi salah satu siswa yang malas, masuk ke ruangan dengan santai dan yakin. Guru yang melihat tingkahnya menjadi sangat curiga.
“Budi kamu sudah belajar?” Tanya salah satu guru. Dengan tegas Budi menjawab “sudah dong bu”. Budi terlihat sangat yakin jika dirinya bisa mengerjakan soal ujian dengan benar.
Saat menit-menit awal, tidak ada gerak gerik mencurigakan dari Budi. Pengawas yang melihat Budi, mencoba yakin jika Budi memang sudah belajar. Namun pada menit pertengahan, Budi mulai mencoba mengeluarkan contekan yang sudah disimpan. Ia mencoba mengeluarkan dengan hati-hati supaya tidak ketahuan oleh guru.
Namun sayangnya, usaha Budi untuk mencontek gagal. Guru yang sedang berjalan mengawasi siswa lainnya, melihat Budi mengeluarkan contekan. Setelah ketahuan, Guru tersebut merebut contekan dan membuangnya.
Budi yang awalnya terlihat santai, kini panik dan bingung. Ia tidak belajar sehingga tidak bisa mengerjakan ujiannya dengan baik. Saat pembagian nilai, dia mendapat nilai yang sangat rendah.
Dia sangat menyesal karena tidak belajar dan dia berjanji kepada dirinya sendiri supaya lebih giat belajar agar mendapat nilai yang memuaskan.
Hari itu, Sara, seorang siswi kelas enam, sedang bosan di sekolah. Pelajaran telah selesai, dan teman-temannya bermain di halaman sekolah. Namun, Sara lebih suka membaca buku. Dia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah.
Ketika Sara masuk ke perpustakaan, dia merasa seolah-olah memasuki dunia yang baru. Di sana, dia dikelilingi oleh buku-buku yang menarik. Dia mengambil satu buku yang judulnya “Petualangan di Dunia Ajaib” dan mulai membacanya.
Seiring berjalannya waktu, Sara terpesona oleh cerita dalam buku itu. Dia merasa seperti dia sendiri sedang berpetualang di dunia ajaib yang dijelaskan dalam buku tersebut. Waktu terasa cepat berlalu.
Saat bel tanda pulang berbunyi, Sara sangat terkejut. Dia menyadari bahwa dia sudah lupa waktu dan akan terlambat pulang. Dengan hati yang berdebar, dia segera mengembalikan buku tersebut dan berlari menuju pintu keluar.
Saat Sara keluar dari perpustakaan, dia merasa senang. Meskipun dia terlambat pulang, dia merasa bahwa petualangan yang dia alami di dunia buku tadi membuatnya benar-benar bahagia.
Di sekolah Dasar Melati, setiap tahun diadakan lomba antar kelas untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional. Setiap kelas diharapkan untuk menampilkan sebuah pertunjukan atau permainan kreatif.
Tahun ini, kelas 4B memutuskan untuk membuat drama musikal yang mengisahkan tentang sejarah Indonesia. Mereka berlatih setiap hari setelah pelajaran, memilih peran, dan menyusun skenario. Mereka juga membuat kostum dan menghias panggung.
Hari perlombaan tiba, dan semua orang sangat antusias. Kelas 4B tampil dengan penuh semangat, menyanyikan lagu-lagu nasional dan menampilkan adegan-adegan bersejarah. Mereka berperan sebagai pahlawan nasional dan memainkan dialog dengan penuh semangat.
Ketika pertunjukan selesai, penonton memberikan tepuk tangan meriah. Kelas 4B merasa bangga dengan penampilan mereka. Meskipun mereka tidak memenangkan lomba, mereka belajar banyak tentang sejarah dan belajar bekerja sama sebagai tim.
Sabtu, Di perjalanan pulang, Aku (Rahmad) dan temanku Dede berjalan berbarengan. Kami berdua berbincang mengenai pembahasan di sekolah tadi. Seluruh guru melaksanakan rapat untuk membuat daftar ujian semester ganjil yang akan diselenggarakan hari Senin ini.
Setelah rapat selesai, guru Tata Usaha menempel daftar ujian lengkap beserta kelas dan jam masuk. Akupun mencatat semuanya begitu pula yang lain. Di perjalanan, aku menanyakan sesuatu Dede.
“De, kamu ada nyatat daftar ujian kan..?” Tanyaku.
“Ahh, aku mah gak usah Mad, gak perlu buat aku daftar-daftar begituan, semua udah di kepala kok..” jawab Dede dengan sedikit sombong.
Akupun sedikit terheran mendengar gumaman Dede. Karena pasalnya, hampir semua murid ikut mencatat, tapi Dede malah tidak. Akupun meyakinkan dia kembali dengan menawarkan catatan daftarku untuk disalinnya.
“Loh, kok gak dicatat De? Emang kamu yakin nih, bakal hapal semua daftar..? Mending nih catatan daftarku aja kamu catat sekarang, jangan sembarangan ngambil risiko..” tawarku.
“Gak usah Mad, kamu tenang aja..” jawabnya.
“Ooh, oke deh, yaudah..” tutupku. Perjalananpun kembali kami lanjutkan.
Hari Senin pagi, aku berangkat dengan Dede kembali ke sekolah untuk menghadapi ujian. Namun aku tidak membahas sedikitpun mengenai daftar tersebut, karena sudah yakin kalau Dede bakal tau daftar ujian hari ini.
Kebetulan, aku dan Dede beda ruangan saat pembagian nomor. Setelah ujian pertama selesai, diberi waktu istirahat 15 menit. Akupun keluar sejenak untuk bertemu Dede. Aku melihat dia sedikit kebingungan dan panik. Aku bertanya…
“Kamu kenapa De, kok panik? Ujiannya susah ya..?” Tanyaku.
“Bukan itu masalahnya Mad, ini gawat. Aku salah daftar, aku pikir ujian pertama ini Ekonomi, ternyata Geografi. Aduh,,, aku menyesal udah belagak sombong karena gak mau nyatet daftar ujian..” keluhnya.
“Nah, tu kan, apa aku bilang kemaren juga apa, kamu sih sombong gitu, sekarang baru nyesal. Yaudah nih daftarku, catat aha sekarang sebelum masuk ujian berikutnya..” tutupku.
Dede pun meminta maaf dan menyesali kecerobohannya. Karena akibatnya, dia memprediksi ujian pertama ini nilainya akan jelek, karena tidak ada belajar sedikitpun.
Demikianlah uraian terkait dengan contoh cerpen singkat tentang sekolah, yang mengandung berbagai pesan moral, semoga dapat menjadi acuan dalam membuat cerpen.
Editor: Johnny Johan Sompotan