Profil Nicolas Maduro, Presiden Venezuela yang Dihargai AS Rp800 Miliar

JAKARTA, vozpublica.id - Profil Nicolas Maduro menarik diketahui setelah menjadi sorotan terkait dengan pengumuman mengejutkan dari Pemerintah Amerika Serikat (AS). AS menaikkan hadiah sayembara bagi pemberi informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro dari 25 juta menjadi 50 juta dolar AS atau sekitar Rp814 miliar.
Pengumuman ini disampaikan oleh Jaksa Agung AS Pam Bondi dalam sebuah pernyataan video di media sosial X, Kamis (7/8/2025).
Nicolas Maduro Moros lahir pada 23 November 1962 di Ibu Kota Karakas. Karier politiknya dimulai dari aktivisme serikat pekerja dan kemudian merangkak naik dalam hirarki Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) pada masa kepemimpinan Hugo Chávez. Setelah menjabat berbagai posisi kabinet, termasuk menteri dan wakil presiden, Maduro menggantikan Chavez sebagai presiden pada 2013 setelah kematiannya.
Sejak itu, namanya identik dengan periode krisis ekonomi, hiperinflasi, kelangkaan pangan dan obat-obatan, serta tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilayangkan oleh para kritikus domestik dan internasional.
Tuduhan AS: Narkotika dan Aliansi dengan Kartel
Pemerintah AS menuduh Maduro berkolusi dengan jaringan kriminal besar, termasuk kelompok yang disebut Tren de Aragua, Kartel Sinaloa, dan yang disebut “Cartel de los Soles”, untuk memasok kokain (termasuk yang dicampur fentanyl) ke pasar AS.
Jaksa Agung Bondi menegaskan langkah peningkatan hadiah itu menjadi bagian dari upaya menegakkan hukum atas dakwaan-dakwaan federal, termasuk dakwaan yang sudah ada sejak 2020 terkait perdagangan narkoba dan terorisme narkotik.
Pemerintah AS juga mengklaim telah menyita aset terkait Maduro senilai lebih dari ratusan juta dolar dan menahan puluhan ton narkotika dalam operasi penegakan hukum.