Gencatan Senjata Paskah Kacau, Rusia dan Ukraina Saling Gempur hingga Ribuan Kali

MOSKOW, vozpublica id - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menuduh Ukraina melanggar gencatan senjata Paskah. Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata Paskah, memerintahkan pasukannya untuk menghentikan serangan pada Sabtu (19/4/2025) pukul 18.00 waktu Moskow hingga Minggu (20/4/2025) tengah malam.
Menurut Kemhan Rusia, Ukraina menyerang posisi Rusia selama periode itu lebih dari 1.000 kali, mengakibatkan kerusakan infrastruktur serta menyebabkan korban tewas dari warga sipil.
Ukraina menembaki posisi Rusia 444 kali serta melakukan lebih dari 900 serangan drone, sepanjang Sabtu malam hingga Minggu pagi.
Serangan ditujukan ke banyak distrik di perbatasan kedua negara, yakni di wilayah Bryansk, Kursk dan Belgorod.
"Akibatnya, ada kematian dan luka di antara penduduk sipil serta kerusakan pada objek sipil," bunyi pernyataan Kemhan Rusia, di Telegram, seperti dikutip Senin (21/4/2025).
Kemhan Rusia menegaskan militernya sudah berusaha mematuhi gencatan senjata sejak Sabtu pukul 18.00, namun Ukraina melanggarnya.
Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky balik menuduh Rusia yang melanggar janji untuk menghentikan serangan. Dia menyebut deklarasi gencatan senjata Paskah oleh Putin sebagai pencitraan.
Militer Ukraina, lanjut Zelensky, mencatat peningkatan serangan Rusia menggunakan drone kamikaze sejak Minggu pukul 10.00.
“Pada praktiknya, Putin tidak mampu mengendalikan pasukannya secara penuh, atau situasi tersebut membuktikan bahwa di Rusia, mereka tidak memiliki niat untuk sungguh-sungguh mengakhiri perang, melainkan hanya tertarik pada pemberitaan humas (pencitraan) yang menguntungkan,” kata Zelensky, di media sosial X.