KLATEN, vozpublica.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap para pelaku pengoplosan beras yang merugikan masyarakat dan negara. Dalam pidatonya saat peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (21/7), Prabowo menyebut praktik pengoplosan beras sebagai kejahatan ekonomi luar biasa.
"Masih banyak permainan jahat dari pengusaha yang menipu rakyat. Beras biasa dijual seolah-olah beras premium, harganya dinaikkan seenaknya. Ini pelanggaran!" tegas Prabowo di hadapan masyarakat dan jajaran pemerintah daerah yang hadir secara langsung dan daring.
Presiden mengaku telah memerintahkan Jaksa Agung dan Kepolisian untuk mengusut kasus ini secara menyeluruh tanpa pandang bulu. Ia menyebut praktik oplosan menyebabkan kerugian negara yang sangat besar.
"Saya dapat laporan kerugian negara akibat pengoplosan beras ini mencapai Rp100 triliun tiap tahun. Lima tahun berarti 1.000 triliun. Ini kejahatan ekonomi luar biasa," katanya.

Prabowo Tak Terima Negara Rugi gegara Beras Oplosan: Menkeu Kita Setengah Mati Cari Uang!
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga membeberkan bahwa belasan pegawai di lingkungan Kementerian Pertanian diduga terlibat dalam praktik ini dan telah dinonaktifkan. Satuan tugas pangan Polri turut bergerak menelusuri jaringan pengoplosan beras yang merugikan petani dan konsumen.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyindir keras para pelaku ekonomi nakal dan memperkenalkan istilah baru, serakahnomics, untuk menggambarkan perilaku pengusaha yang mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat.

Prabowo Perintahkan Kapolri dan Jaksa Usut Kasus Beras Oplosan: Ini Pengkhianatan kepada Rakyat!