JAKARTA, vozpublica.id - Fenomena “Stop Tot Tot Wuk Wuk” ramai dibicarakan publik di media sosial sebagai kritik terhadap penggunaan sirene dan pengawalan berlebihan oleh kendaraan pejabat. Istana pun angkat suara, mengingatkan agar fasilitas pengawalan tidak digunakan semena-mena.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa meski ada aturan yang memperbolehkan pejabat negara mendapat fasilitas pengawalan, penggunaannya tetap harus mengedepankan kepatutan dan penghormatan terhadap masyarakat umum di jalan raya.
“Yang bisa kita lakukan adalah terus-menerus menghimbau agar fasilitas tersebut jangan dipergunakan untuk sesuatu yang melebihi batas kewajaran. Tetap harus memperhatikan dan menghormati pengguna jasa yang lain,” ujar Prasetyo Hadi.
Ia mencontohkan Presiden Joko Widodo yang kerap menunjukkan sikap tertib dalam berlalu lintas meski mendapat pengawalan. Menurutnya, Jokowi tidak jarang ikut merasakan macet, bahkan berhenti di lampu merah bila tidak ada keperluan mendesak.