BOGOR, vozpublica.id - Literasi Digital menjadi salah satu unsur bagi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencapai visi misi Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif “PRIMA” sesuai yang dicanangkan Panglima TNI. Materi literasi digital diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dalam berinteraksi di dunia digital. “Saya berharap tidak ada prajurit TNI yang buta digital, menyebarkan hoax, terjerumus perjudian online, dan membocorkan rahasia negara serta menyebarkan konten yang bertentangan dengan sapta marga dan sumpah prajurit,” jelas Asisten Komunikasi Elektronika (Askomlek) Panglima TNI, Marsekal Muda TNI Kustono dalam acara Literasi Digital Pemerintahan kepada Prajurit TNI Batch 1 di Hotel Bigland Kota Bogor. Senin (03/06/2024).
Sebagai Prajurit TNI, lanjut Kustono, merupakan hal wajib untuk memerangi konten negatif yang saat ini kerap bermunculan di masyarakat sebagai wujud menjaga persatuan dan kesatuan.
“Kejahatan di ruang digital semakin meningkat. Hoax, judi online, prostitusi online, cyberbullying, dll dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,” tuturnya.
Selain memerangi konten negatif di tengah masyarakat, literasi digital juga diharapkan dapat membuat Prajurit TNI memahami empat pilar literasi digital secara lebih mendalam sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan dalam melaksanakan tupoksinya.
Sepaham dengan Askomlek Panglima TNI, Direktur Pemberdayaan Informatika, Slamet Santoso dalam sambutannya menuturkan mengenai peran literasi digital untuk mendukung terwujudnya visi PRIMA.
Editor: Yudistiro Pranoto