JAKARTA, vozpublica.id - Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menggelar Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025 di Jakarta, Selasa (19/8). Forum ini menjadi ruang kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kepercayaan dan keamanan ekosistem keuangan digital. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia semakin pesat, mencapai USD90 miliar pada 2024. Transaksi QRIS hingga kuartal II 2025 juga melonjak 121 persen dengan nilai Rp317 triliun.
Deputi Komisioner OJK, Indarto Budiwitono, menegaskan digitalisasi membuat perbankan harus adaptif namun tetap waspada. “Transformasi perlu diimbangi penguatan keamanan dan perlindungan konsumen,” ujarnya singkat. Menurutnya, ketahanan siber bukan hanya soal pertahanan sistem, tetapi juga reputasi dan keberlangsungan bisnis.
Ketua Umum Aftech, Pandu Sjahrir, menyebut IDBS fokus pada tiga hal utama. “Ketahanan siber, produk inklusif untuk UMKM, dan kolaborasi berkelanjutan,” katanya. Wakil Ketua Umum II Aftech, Budi Gandasoebrata, menambahkan pentingnya regulasi adaptif, tata kelola kuat, serta edukasi publik anti-scam. Semua langkah ini dinilai penting agar kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital tetap terjaga.
Diskusi juga menyoroti peran Artificial Intelligence (AI) yang berpotensi menjadi solusi sekaligus ancaman baru. Direktur BSSN, Edit Prima, menegaskan, serangan AI harus dilawan dengan AI juga. Kolaborasi antar lembaga seperti OJK, BI, BSSN, hingga PPATK kini difokuskan pada threat intelligence sharing. IDBS 2025 sendiri berhasil menyatukan lebih dari 400 pemimpin industri, menegaskan pentingnya keuangan digital yang aman, inklusif, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Editor: Yudistiro Pranoto