JAKARTA, vozpublica.id - Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menyelidiki temuan mengejutkan terkait 571.410 penerima bantuan sosial (bansos) yang terindikasi bermain judi online (judol). Data 2024 ini berasal dari pemadanan antara NIK penerima bansos dan pemain judol pada tahun 2024, bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan, pihaknya akan mengkaji lebih dalam data tersebut bersama PPATK, termasuk memastikan apakah dana bansos benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Presiden telah mengizinkan Kemensos menjalin koordinasi resmi dengan PPATK demi menjaga akuntabilitas penyaluran bansos.
Dari hasil analisis awal, ditemukan sekitar 2 persen penerima bansos juga tercatat sebagai pelaku transaksi judol. PPATK mencatat lebih dari 7,5 juta transaksi dengan nilai total hampir Rp957 miliar hanya dari kelompok ini. Namun Gus Ipul menegaskan, data ini masih bersifat sementara dan baru mencakup satu bank saja.
Kemensos sebelumnya juga mencatat lebih dari 300.000 kasus gagal salur pada penyaluran bansos triwulan II 2025. Evaluasi menyeluruh pun dilakukan terhadap seluruh data penerima, yang kini telah mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2025. Pemerintah berkomitmen untuk menyalurkan bansos tepat sasaran dan mencegah penyalahgunaan.
Editor: Maria Christina