SEMARANG, vozpublica.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia menyetop atau menghentikan ekspor bahan mentah. Hal itu, menjadi cara untuk mendorong hilirisasi industri, meski konsekuensinya Indonesia bakal dimusuhi negara-negara lain.
Pernyataan itu, disampaikan Jokowi saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023).
“Jangan sampai berbelok lagi, yang namanya ekspor bahan mentah, kita geser jadi ekspor barang setengah jadi atau barang jadi. Meskipun resikonya kita banyak dimusuhi negara-negara lain, karena pabrik-pabrik di sana, industri di sana menjadi stop karena bahan mentahnya tidak kita ekspor. Itu yang namanya hilirisasi,” kata Jokowi.
Presiden mengungkapkan, Indonesia telah menyetop mengekspor nikel pada 2020 lalu. Hasilnya, Indonesia digugat Uni Eropa di Badan Penyelesaian Sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Kita telah stop di 2020 nikel, kita digugat oleh Uni Eropa, di WTO digugat dan tahun kemarin atas gugatan itu kita kalah. Kalah jangan mundur. Kalau kita kalah, kemudian kita ragu dan berbelok lagi ekspor bahan mentah, sampai kapanpun negara ini tidak akan menjadi negara maju,” tutur Jokowi.
Dia pun menegaskan kepada menteri-menterinya agar tidak gentar dan melakukan banding meskipun kalah di peradilan internasional.
“Itu selalu Saya ulang-ulang pada menteri ya kita kalah. Tapi terus maju. Usahanya apa? Ya banding. Enggak tahu nanti kalau banding lagi, kalah apakah ada banding lagi? Diberi kesempatan ya banding lagi. Tapi apa dampaknya? Saat kita banding digugat, banding-banding industri kita sudah siap,” tutur Jokowi.
Dia pun mengingatkan selain Uni Eropa, Indonesia juga harus hati-hati terhadap gugatan China terkait akan menyetop ekspor bauksit. Pasalnya, China menjadi negara pengimpor terbesar bauksit Indonesia.
“Kalau dibuka, industri kita sudah siap, nikel sudah siap kita sekarang ini. Kita akan stop lagi bulan Juni. Hati-hati 90 persen ekspor bahan mentah bauksit kita itu ke Tiongkok. Enggak tahu dia nanti gugat kita gak, kalau digugat, ya berarti nikelnya digugat Uni Eropa, bauksitnya digugat Tiongkok. Karena 90 persen ekspor bahan mentah kita ke sana,” ungkap Jokowi.
Presiden menuturkan, dengan menyetop ekspor bahan mentah nikel, bauksit, timah, tembaga, juga emas, maka nilai ekspor Indonesia naik dari Rp17 Triliun menjadi Rp450 Triliun.
“Tapi dengan stop nikel, stop bauksit, stop timah, stop tembaga, stop emas. Apa yang kita dapatkan? Banyak yang bertanya pada saya, pak itu yang distop yang dapet perusahaan-perusahaan gede, jangan keliru. Nikel itu waktu kita stop ekspor kita di Rp17 triliun. Setelah sekarang menjadi barang jadi barang setengah jadi, ekspor kita sudah di angka Rp450 triliun,” kata Jokowi.
Editor: Jeanny Aipassa