Kajian Surah An-Nisa Bersama Abi Amir Faishol: Cerminan Keadilan dan Kasih Sayang dalam Islam

JAKARTA, vozpublica.id — Dalam suasana penuh kehangatan dan canda ringan, Abi Amir Faishol menyampaikan pesan mendalam tentang hak perempuan dan anak yatim dalam perspektif Al-Qur’an melalui kajian Surah An-Nisa. Pengajian yang dihadiri jamaah laki-laki dan perempuan secara seimbang itu berlangsung interaktif dan penuh makna.
“Masyaallah, hari ini hampir seimbang ya. Bapak-bapaknya banyak, ibu-ibunya juga banyak. Berarti kalau hadir ke pengajian ini, kiamat masih lama,” ujar Abi Amir Faishol sambil tersenyum, disambut tawa para jamaah.
Dalam ceramahnya, Abi Amir menekankan bahwa Surah An-Nisa, yang berarti perempuan, menjadi bukti betapa tinggi kedudukan kaum perempuan dalam Islam.
“Kaum perempuan adalah titipan Allah bagi kaum laki-laki. Laki-laki adalah pemimpin, arrijalu qawwamuna ‘alan-nisa. Maka laki-laki tidak perlu diangkat-angkat karena sudah punya derajat sendiri. Tapi perempuan harus dijaga, dilindungi,” tutur Abi Amir.
Ia menjelaskan bahwa Surah An-Nisa secara keseluruhan menekankan kewajiban berbuat adil, termasuk dalam hubungan suami-istri. Salah satunya melalui perintah agar laki-laki memberikan mahar terbaik kepada calon istrinya. Namun, Abi Amir juga mengingatkan agar perempuan tidak memberatkan laki-laki dalam hal tersebut.
“Perempuan butuh kepastian, tapi laki-laki juga butuh kesiapan. Memberikan mahar terbaik itu tanda keseriusan, tapi perempuan jangan sampai memberatkan, karena tanggung jawab laki-laki luar biasa,” ujarnya.
Abi Amir kemudian menggambarkan keagungan momen ijab kabul dalam pernikahan.