Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2-5,8 Persen di 2026

Selain pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga membeberkan asumsi makro ekonomi lainnya untuk tahun 2026:
- Suku Bunga SBN Tenor 10 Tahun: Diperkirakan berada pada kisaran 6,6 persen hingga 7,2 persen. Angka ini didukung oleh spread yang menarik dan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi serta kebijakan fiskal yang baik, yang akan menjaga minat beli investor di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan stabilitas nilai tukar rupiah.
- Nilai Tukar Rupiah: Terhadap dolar AS diperkirakan antara kisaran Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar.
- Inflasi: Ditargetkan di kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen, dengan tetap menjaga stabilitas harga baik dari sisi suplai maupun permintaan.
- Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP): Diperkirakan berada pada kisaran antara 60 hingga 80 dolar AS per barel, mengingat tensi gejolak politik dan pelemahan ekonomi global yang dapat memengaruhi harga minyak dan sumber daya alam Indonesia lainnya.
- Lifting Minyak: Ditargetkan sebesar 600.000 hingga 605.000 barel per hari.
- Lifting Gas: Diproyeksikan pada 953.000 hingga 1.017.000 barel setara minyak per hari. Upaya untuk terus meningkatkan lifting minyak dan gas akan terus dilakukan.
Dengan latar belakang asumsi makro tersebut, kebijakan fiskal 2026 akan terus didesain untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menurunkan angka kemiskinan.
- Tingkat Kemiskinan: Ditargetkan turun pada rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen pada tahun 2026.
- Tingkat Pengangguran Terbuka: Diperkirakan pada rentang 4,44 persen hingga 4,96 persen pada tahun ini dan 4,5 persen hingga 5 persen pada tahun 2026.
- Rasio Gini: Ditargetkan terus membaik pada rentang 0,377 hingga 0,38 pada tahun ini dan 0,379 hingga 0,382 pada tahun depan.
- Indeks Modal Manusia: Ditargetkan membaik di 0,57 dari target 2025 sebesar 0,56.
Editor: Aditya Pratama