JAKARTA, vozpublica.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi kembali melemah pada sepanjang perdagangan imbas beberapa sentimen negatif pekan lalu. Indeks acuan akan berada di rentang 7.133-7.207.
Penasihat Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menuturkan, IHSG akan dibayangi kekhawatiran investor bahwa Amerika Serikat (AS) akan masuk lembah resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga dengan ditandai Dow Jones Wall Street turun.

Shell Belum Sepakat Beli Base Fuel Pertamina, SPBU Hanya Jual Diesel dan Jasa Bengkel
"Jika faktor terjungkalnya Indeks DJIA dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas serta kembali naiknya yield obligasi AS tenor dua tahun yang sudah berada di level 4.203 persen ditengah pelemahan Rupiah menuju level 15,100, berpotensi menjadi sentimen negatif pendorong IHSG berlanjut turun dalam perdagangan awal minggu, Senin ini," ujar Edwin dalam risetnya, Senin (26/9/2022).
Menurut Edwin, The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan FFR sekitar 125 bps (1.25 persen) di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022 dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6 persen di tahun 2023.

Aksi Anies Jadi Sopir Angkot Mikrotrans AC Jak26, Antar Emak-Emak ke Pasar Klender
Hal tersebut mengakibatkan tekanan jual di Wall Street tetap berlanjut di hari keempat, walaupun setelah pengumuman kenaikan FFR dan Wall Street terjadi beberapa hari sebelumnya, dimana Indeks DJIA kembali terjungkal di hari Jumat sebesar 1,62 persen.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku