Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kembangkan Teknologi AI dan Robot Humanoid, Midea Kucurkan Investasi Rp115 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

Siapa Zach Yadegari? CEO Berusia 18 Tahun yang Sempat Ditolak Harvard dan Stanford

Sabtu, 05 April 2025 - 20:44:00 WIB
Siapa Zach Yadegari? CEO Berusia 18 Tahun yang Sempat Ditolak Harvard dan Stanford
Zach Yadegari merupakan pengusaha berusia 18 tahun sekaligus salah satu pendiri dan CEO Cal AI. Dia sempat ditolak oleh sejumlah kampus ternama di Amerika. (Foto: Instagram @zachyadegari)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Zach Yadegari merupakan pengusaha berusia 18 tahun sekaligus salah satu pendiri dan CEO Cal AI, aplikasi yang memungkinkan orang melacak kalori dengan mengambil gambar makanan mereka. Namun, ternyata dia pernah ditolak oleh sejumlah kampus ternama Ivy League dan universitas top Amerika lainnya.

Melansir Times of India, Dengan IPK hampir sempurna yaitu 4,0 dan perusahaan rintisan yang sukses, Yadegari pernah ditolak oleh sejumlah universitas elit Amerika, seperti Harvard, Princeton, Yale hingga Stanford.

Sementara itu, perusahaan AI-nya yang berdomisili di New York tersebut telah meraup pendapatan sebesar 30 juta dolar AS setiap tahun. 

Ketertarikan Yadegari pada teknologi dimulai sejak dini. Dia mulai terjun ke coding pada usia 7 tahun dan telah membuat aplikasi pertamanya pada usia 12 tahun.

Pada usia 16 tahun, Yadegari berhasil menjual bisnis permainan daring, yang menjadikannya perusahaan terbarunya, Cal AI. Dimulai saat dia masih di tahun kedua sekolah menengah atas, Cal AI menggunakan kecerdasan buatan untuk memindai gambar makanan dan memantau konsumsi kalori. 

Aplikasi tersebut berkembang pesat dan telah menjadi aplikasi dengan pertumbuhan tercepat di bidangnya dan menghasilkan pendapatan jutaan dolar.

Meskipun memiliki kredensial yang mengesankan, penolakan Yadegari dari institusi papan atas mengejutkan banyak pihak. Dalam esainya, Yadegari pertama-tama mengemukakan keraguan tentang perlunya pendidikan tinggi, yang mungkin tidak diterima dengan baik oleh panitia penerimaan mahasiswa baru. 

Namun, perspektif Yadegari tentang kuliah berubah selama perjalanan ke taman batu Ryoan-ji di Kyoto. Dalam esainya, dia menggambarkan bagaimana dirinya memikirkan kembali kuliahd dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, bukan hambatan.

Yadegari akhirnya diterima di Georgia Institute of Technology, yang merupakan salah satu sekolah teknik terbaik di Amerika Serikat, setelah ditolak oleh sejumlah perguruan tinggi Ivy League. Dia juga dikabarkan diterima di University of Miami. 

Meskipun ditolak oleh kampus Ivy League, Yadegari tetap optimistis tentang masa depannya. Setelah dia diterima di Georgia Institute of Technology, dipercaya akan memberinya jalur akademis yang baik. 

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut