Raih idAAA dari 2 Pemeringkat, KB Bukopin dapat Dana Pinjaman 300 Juta Dolar AS dari IFC World Bank

JAKARTA, vozpublica.id – Pemerintah Indonesia sedang melakukan berbagai upaya dalam menarik investor untuk menyepakati berbagai kerja sama strategis. Salah satunya, yaitu melalui Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia - Korea Selatan (Korsel).
JCEC Indonesia - Korsel merupakan implementasi Nota Kesepahaman (MOU) atas kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo ke Korea Selatan pada 2018 lalu. Guna mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korsel, khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis, maka MOU tersebut ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pada pertemuan JCEC tersebut, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook menyatakan,“Pemerintah Korea Selatan selalu mempererat kerja sama dengan negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Kerja sama dengan Indonesia adalah sesuatu yang spesial, yaitu sejak awal terjadinya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel pada 1973, kedua negara menjadi mitra kerja sama yang selalu mendampingi dalam berbagai proyek pembangunan ekonomi."
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menuturkan bahwa Indonesia sedang fokus dalam pemulihan ekonomi, terutama dalam transformasi ekonomi, agar nanti dapat keluar dari middle income trap.
“Saya rasa Korsel sudah keluar dari middle income trap, dan kita bisa belajar dari mereka. Selain itu, saya juga mengapresiasi peran Pemerintah dan perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia dalam membantu transformasi ekonomi negara ini," katanya.
Potensi nilai-nilai kerja sama antara Indonesia dan Korsel sangat menarik untuk diikuti. Begitu pula dengan menariknya perjalanan eksistensi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang memiliki Pemegang Saham Pengendali (PSP) asal Korsel, yaitu KB Kookmin Bank.