Kisah Taipan China Berharta Rp120 Triliun, Dulu Pernah Tak Bisa Beli Makanan dan Pakaian

BEIJING, vozpublica.id - Zong Qinghou merupakan salah satu miliarder di China. Menurut data Real Time Billionaires Forbes, kekayaannya mencapai 8,1 miliar dolar AS atau setara Rp120,5 triliun.
Dia merupakan salah satu konglomerat yang berasal dari rakyat jelata. Ketika Zong berusia 42 tahun, dia mencari nafkah dengan menjual minuman ringan dan es loli kepada anak-anak sekolah. Penghasilannya sekitar 8 dolar AS per bulan atau kurang dari sepertiga dari upah rata-rata orang China pada saat itu.
Zong bahkan pernah mengalami masa sulit, di mana dia bangkrut dan tidur di terowongan di bawah jalanan Beijing. Namun, dengan usaha kerasnya, dia berhasil mendirikan Wahana Group, salah satu perusahaan minuman terbesar di China, yang menjual air kemasan, minuman ringan, teh botol, dan susu.
"Untuk waktu yang lama, saya bahkan tidak mampu membeli makanan dan pakaian. Saya naik dari masyarakat paling bawah," kata dia, dikutip dari Washington Post, Minggu (20/8/2022).
Kisahnya dari miskin menjadi kaya luar biasa karena cara dia berkembang di tengah penggabungan kapitalisme dan komunisme China yang tampaknya mustahil. Zong, yang tidak bersekolah di sekolah menengah, tinggal di sebuah komune pertanian sejak 1964 hingga 1978 selama Revolusi Kebudayaan Mao Zedong.
Waktu Zong di komune berakhir hanya setelah Mao meninggal pada 1976 dan China secara bertahap mengadopsi kebijakan yang lebih liberal yang direkayasa oleh Deng Xiaoping, arsitek penggerak China menuju ekonomi pasar.
Saat Deng berkuasa, Zong bekerja sebagai penjual untuk perusahaan barang-barang konsumen karena negara tersebut mengalami kekurangan bahan pokok yang dituntut oleh rakyat China, seperti daging, sepeda, dan TV. Pria kelahiran 1945 ini pun mengambil alih sebuah toko kelontong dengan dua pensiunan guru dan pinjaman 22.000 dolar AS dari kerabat pada 1987, yang menjadi langkah pertama dalam menciptakan Wahaha.