Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Targetkan Pembangunan 2.000 Desa Nelayan Rampung Akhir 2026
Advertisement . Scroll to see content

Guru Besar Ekonomi Ingatkan Hal Ini agar RI Raih Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Kamis, 27 Februari 2025 - 22:41:00 WIB
Guru Besar Ekonomi Ingatkan Hal Ini agar RI Raih Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Guru Besar Ekonomi menilai Indonesia perlu mendorong industri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. (Foto: vozpublica.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, vozpublica.id - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Namun, Guru Besar dari Universitas Paramadina Prof Ahmad Badawi Saluy menilai target tersebut mustahil untuk dicapai, jika tidak dibarengi dengan beberapa hal.

Menurut Badawi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada dasarnya mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga 2024. Hal itu ternyata juga dibarengi dengan kontribusi industri yang loyo.

Padahal, katanya, industri memiliki peranan yang penting dalam mendorong petumbuhan ekonomi. Badawi menjelaskan, pertumbuhan industri manufaktur Indonesia berada di bawah target, yakni 18,89 persen. Kemudian, industri pengolahan hanya menyumbang 1 persen dari pertumbuhan ekonomi RI di 2024 sebesar 5,02 persen.

"Kontribusi manufaktur kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia paling tinggi pada 1999 -2001, setelah itu terus melemah. Begitu pula sumbangan manufaktur terhadap PDB per kapita juga terus menerus turun," ujarnya dalam Diskusi Publik Indef & Universitas Paramadina 'Mustahil Timbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat, Kamis (27/2/2025).

Badawi memaparkan skor Competitive Industrial Perfomance (CPI) Index Indonesia berada di peringkat ke-39. Angka ini berada di bawah Vietnam (ke-30), Thailand (ke-25), dan Malaysia (ke-20). Tak cuma itu, industri Indonesia juga masih berbasis sumber daya dan bukan teknologi.

"Jika ditinjau dari struktur industri pengolahan berdasarkan teknologi, ternyata Indonesia memang paling tinggi di resource base (47,4 persen). Namun sisi low tech 23,9 persen, medium tech 24,2 persen dan high tech di industri kita hanya 4,5 persen," kata dia. 

Bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam nilai teknologinya jauh lebih tinggi dibanding Indonesia, baik dari low tech, medium tech hingga high tech.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut