Get vozpublica App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 6 Tips Jitu Dapat Tiket Pesawat Promo Tanpa Drama
Advertisement . Scroll to see content

Berbekal Pinjaman BRI, Perempuan Tangguh Ini Sukses Bangun Kelompok Wanita Tani

Minggu, 11 Mei 2025 - 17:00:00 WIB
Berbekal Pinjaman BRI, Perempuan Tangguh Ini Sukses Bangun Kelompok Wanita Tani
Hayanah, sosok pendiri Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Mandiri di Desa Sembawa, Kuningan. (Foto: dok BRI)
Advertisement . Scroll to see content

KUNINGAN, vozpublica.id – Dari sebuah desa kecil di kaki Gunung Ciremai, terselip sebuah cerita yang bertumpu pada perjuangan tiada lelah. Hayanah, sosok yang menorehkan cerita inspiratif dan membanggakan. Tak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga bagi orang di sekitarnya.

Perempuan berusia 59 tahun itu mampu bangkit dari keterpurukan. Dia bukan seorang pebisnis kaya, bukan pula seorang tokoh besar, tetapi keteguhannya mengubah hidup banyak perempuan lainnya.

Hayanah dan suami sempat mengalami pergolakan ekonomi yang tak mudah. Saat itu, krisis ekonomi 1998 dirinya yang masih tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan tersebut terkena dampak. Alhasil, dia dan keluarga kembali ke kampung halaman di Kuningan, Jawa Barat di tengah kondisi yang tak menentu tersebut. Di sana, Hayanah menemukan secercah asa dan harapan untuk membantu keluarga.

Jawabannya terwujud pada tahun 2000 atau selang dua tahun finansial keluarganya terguncang. Ubi jalar menjadi sebuah komoditas yang merubah hidup dirinya dan orang sekitar. Sembilan tahun berselang, berbekal tekad dan rasa ingin memberdayakan perempuan di sekitarnya, Hayanah pun mendirikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Mandiri di Desa Sembawa, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat bersama ibu-ibu rumah tangga pada 2009.

Kelompok itu kemudian menjadi gerakan kecil yang memberdayakan perempuan desa melalui usaha berbasis pertanian. Pada 2006, Hayanah mulai aktif di program PNPM dan membentuk kelompok Usaha Pengembangan Kecamatan (UPK). Dari sinilah cikal bakal KWT Sri Mandiri terbentuk pada Januari 2009, dengan dukungan dari Dinas Pertanian setempat.

Awalnya hanya ada 20 anggota. Mereka berkumpul, belajar bersama, dan mencoba berbagai cara untuk mengolah ubi jalar. Banyak eksperimen yang gagal, namun semangat mereka tak pernah surut. Dengan modal patungan Rp5.000 per bulan dan simpanan pokok Rp20.000, mereka mulai memproduksi makanan berbasis ubi jalar.

“Saya selalu menekankan ke teman-teman, ini bukan sekadar usaha, tapi juga cara kita menuntut ilmu dan membantu keluarga,” ujar Hayanah.

Seiring waktu, semakin banyak yang bergabung dan kini jumlah anggotanya telah mencapai lebih dari 100 orang. Produksi KWT Sri Mandiri juga berkembang pesat.

Follow WhatsApp Channel vozpublica untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
vozpublica Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik lebih lanjut