5 Founder Startup Indonesia yang Diakui Dunia, Nomor 3 Bangun Bisnis dari Usia 23 Tahun

JAKARTA, vozpublica.id – Ada 5 founder startup Indonesia yang diakui dunia karena kemampuan mereka mengembangkan bisnis, bahkan ada yang masuk level unicorn.
Rata-rata 5 founder startup Indonesia tersebut membangun bisnis dari usia muda, salah satu diantaranya bahkan membangun bisnis saat berusia 23 tahun.
Startup yang dibangun para pengusaha muda ini pun terbilang inovatif dan mencakup beberapa sektor, antara lain e-commerce, transportasi, pendidikan, hingga layanan booking tiket pesawat dan hotel.
Berikut 5 founder startup Indonesia yang diakui dunia dan turut berkontribusi bagi perekonomian Indonesia, seperti dirangkum vozpublica.id dari berbagai sumber, Rabu (5/10/2022):
1. Nadiem Makarim (GoJek)
Pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia itu merupakan pendiri platform Gojek yang dibangunnya pada 2011. Saat ini, perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis online itu telah menjadi salah satu unicorn.
Awalnya, Nadiem memulai layanan Gojek melalui sistem pesan singkat yang dimodernisasi oleh operator untuk dapat menghubungkan ke mitra driver.
Seiring perkembangan teknologi digital, bisnisnya itu kemudian berkembang menjadi platform yang tak hanya memberi layanan alternatif transportasi publik, tetapi merambah ke kebutuhan masyarakat lainnya.
Tak hanya itu, Nadiem berhasil membawa Gojek melakukan ekspansi ke beberapa Negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Namun, sejak 2019 ketika didaular sebagai Menteri, Nadiem Makarim tak lagi menahkodai perusahaan yang telah dibesarkannya selama hampir 10 tahun itu.
2. William Tanuwijaya (Tokopedia)
William Tanuwijaya merupakan pendiri salah satu situs jual-beli paling besar di Indonesia, Tokopedia, yang dibuatnya pada 2009. Dengan visinya, William berhasil membawa Tokopedia menjadi platform e-commerce yang diakui di internasional.
Kesuksesan William dalam mengembangkan Tokopedia juga mendapat perhatian dari sejumlah perusahaan besar internasional. Bahkan, berbagai perusahaan teknologi dan investasi turut menanamkan modal, seperti Google, Tamasek Holding, Sequoia Capital India, dan Softbank.