JAKARTA, vozpublica.id - Selama masa pandemi Covid-19 beberapa rempah-rempah seperti kunyit, jahe, temulawak banyak dicari masyarakat. Rempah-rempah ini dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh.
Salah satunya kunyit. Kunyit yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan untuk berbagai kondisi, dianggap sebagai salah satu bumbu paling kuat dari semuanya. Kurkumin, bahan paling aktif dari kunyit yang memberi bumbu warna kuning cerah, memiliki efek antiinflamasi yang kuat dan merupakan antioksidan yang sangat kuat.
Kunyit memiliki sejarah panjang khasiat yang menyehatkan dan telah banyak penelitian yang menunjukkan, kunyit memiliki manfaat besar bagi tubuh dan otak. Bumbu masak ini umum digunakan untuk berbagai kondisi, termasuk mulas, diare, perut kembung, masuk angin, dan depresi.
Beberapa penelitian telah menunjukkan, meningkatkan asupan kunyit dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan obesitas dan mendukung penurunan berat badan. Dalam studi 2009 di Irlandia menemukan, kurkumin dalam kunyit membunuh sel kanker dalam waktu 24 jam, membuat sel tersebut mulai mencerna diri sendiri.
Dilansir dari Times Now News, Kamis (25/2/2021), penelitian baru menunjukkan, kunyit dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer dengan meningkatkan daya ingat dan suasana hati pada orang dengan kehilangan ingatan ringan terkait usia.
Untuk penelitian terbaru, para peneliti meneliti efek suplemen kurkumin yang mudah diserap pada kinerja memori pada orang tanpa demensia, serta potensi dampaknya pada plak mikroskopis dan kekusutan di otak orang dengan penyakit Alzheimer. Penelitian tersebut melibatkan 40 orang dewasa berusia antara 50 dan 90 tahun yang memiliki keluhan memori ringan.