JAKARTA, vozpublica.id - NASA berpotensi menyerahkan lahan penelitian luar angkasa kepada China jika tidak ada pengganti International Space Station (ISS) yang siap. Ini diungkapkan oleh anggota parlemen dalam sidang beberapa hari lalu.
Program luar angkasa China sedang berkembang dan stasiun antariksa Negeri Tirai Bambu itu diangkat berulang kali dalam sidang subkomite DPR Amerika Serikat (AS) terkait masa depan penelitian luar angkasa. Mengingat, ISS sendiri akan pensiun pada 2030.
Berbagai pembicara di subkomite space and aeronautics mendiskusikan umur ISS dan acaman penelitian China yang melampaui upaya AS di orbit rendah Bumi. NASA sendiri mempunyai rencana transisi, yang bergantung pada stasiun luar angkasa komersial.
Tapi, pertanyaannya apakah satu atau lebih pos-pos itu akan siap pada waktunya? Ini semua tergantung pada faktor seperti pendanaan, prioritas politik, dan progres teknikal, sebagaimana dikutip dari Space.com.
Menurut chair Brian Babin (R-Texas) Babin, di antara prioritas subkomite adalah mempelajari bagaimana aktivitas NASA di orbit rendah Bumi mempromosikan kepentingan national dan konsekuensi dari kesenjangan bagi ilmu pengetahuan, serta hubungan internasional.