JAKARTA, vozpublica.id - Prompt Gemini AI di depan Ka'bah menjadi topik yang ramai dibicarakan di kalangan pengguna teknologi kecerdasan buatan. Banyak orang penasaran bagaimana hasil gambar buatan AI saat diberi instruksi (prompt) untuk menghadirkan suasana religius, seperti suasana Makkah, Masjidil Haram, atau latar Ka'bah.
Namun, penggunaan AI untuk tema religius tentu tidak boleh sembarangan. Ada batasan etika dan sensitivitas yang harus diperhatikan agar hasil karya tetap menghargai nilai spiritual umat Islam.
Prompt adalah instruksi tertulis yang diberikan kepada sistem AI, dalam hal ini Google Gemini AI, untuk menghasilkan output berupa teks, gambar, atau media lain. Jika instruksi diberikan dengan jelas dan detail, AI bisa menghadirkan visual yang sesuai dengan deskripsi.
Dalam konteks ini, prompt Gemini AI di depan Ka'bah berarti pengguna meminta AI menghasilkan gambar yang menggambarkan suasana di sekitar Ka'bah, baik berupa arsitektur, cahaya malam, suasana jamaah haji, atau latar Masjidil Haram.
Ka'bah adalah pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia. Setiap muslim menunaikan salat dengan arah kiblat menuju Ka'bah. Oleh karena itu, penggambaran Ka'bah menggunakan teknologi AI harus dilakukan dengan penuh rasa hormat.
Ada beberapa pertimbangan:
Bagi yang ingin membuat karya visual bernuansa Islami, berikut contoh prompt yang bisa digunakan secara etis:
Dengan struktur prompt seperti ini, AI akan menghasilkan visual yang indah, realistis, dan tetap menghormati nilai-nilai religius.
Untuk memastikan hasil tetap sesuai etika, ada beberapa tips:
Menggunakan prompt Gemini AI di depan Ka'bah memberi banyak manfaat: