JAKARTA, vozpublica.id - Keamanan siber menjadi isu penting di era digital. Ini sejalan dengan ketergantungan terhadap internet dan teknologi digital yang terus meningkat.
Risiko serangan siber bisa terjadi pada siapa saja baik itu individu, organisasi, atau bahkan negara. Data dari World Economic Forum dalam Global Risk Report 2024 menjelaskan, serangan siber menempati urutan ke-5 sebagai salah satu risiko global.
Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam laporan Keamanan Siber Indonesia 2023 menemukan, 403.990.813 anomali dengan jenis trafik anomali tertinggi Generic Trojan Rat.
BSSN juga melakukan penelusuran dugaan insiden siber dengan jumlah total 347. Jumlah jenis dugaan insiden tertinggi yakni Data Breach. Parahnya, belum lama ini, Indonesia digoncang dengan serangan ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
Dalam serangan siber, fokus tidak semata-mata tertuju teknologi keamanan. Ada aspek lain yang tak kalah penting yakini People atau manusia yang mengelola perlu mempunyai security awareness.