JAKARTA, vozpublica.id - DeepSeek menjadi aplikasi kecerdasan buatan (AI) gratis paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) melalui App Store Apple. Kemunculan AI asal China ini memicu kegemparan di AS dan membuat investor melakukan aksi jual besar-besaran saham perusahaan teknologi di Wall Street.
Bahkan, produsen chip Amerika Serikat, Nvidia kehilangan nilai pasar hampir 600 miliar dolar AS atau sekitar Rp9.731,7 triliun (kurs Rp16.219 per dolar AS) pada Senin (27/1/2024) waktu setempat.
DeepSeek berhasil menyalip saingannya yakni ChatGPT, sebagai aplikasi gratis peringkat teratas di App Store Apple, AS. Lalu, apa perbedaan AI DeepSeek dan ChatGPT hingga mengguncang saham di Amerika?
DeepSeek dan ChatGPT adalah dua model kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh perusahaan berbeda, dengan fokus dan kemampuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
1. Pengembang
- DeepSeek: DeepSeek merupakan startup berbasis di Hangzhou, China, dipimpin oleh Liang Wenfeng. Perusahaan rintisan tersebut berdiri pada 2023. DeepSeek memiliki fokus pada aplikasi tertentu atau industri tertentu.
- ChatGPT: Dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan yang terkenal dengan penelitian dan pengembangan model bahasa canggih.
2. Model dan Arsitektur
- DeepSeek: Menggunakan arsitektur model yang berbeda atau dimodifikasi untuk tujuan tertentu, tergantung pada aplikasi yang dituju.
- ChatGPT: Berdasarkan pada model GPT (Generative Pre-trained Transformer), khususnya GPT-3 atau GPT-4, yang dikenal dengan kemampuannya dalam memahami dan menghasilkan teks yang mirip dengan manusia.
3. Fungsi dan Aplikasi
- DeepSeek: Dirancang untuk aplikasi khusus seperti analisis data, prediksi, atau optimasi dalam bidang tertentu seperti keuangan, kesehatan, atau logistik.
- ChatGPT: Lebih umum digunakan untuk berbagai aplikasi seperti percakapan, penulisan kreatif, bantuan pelanggan, dan pendidikan.