Lebih jauh, ia menekankan agar janji bonus tidak diumbar sebelum ada kejelasan resmi. Jika memang ada niat baik, sebaiknya penyalurannya disesuaikan dengan kemampuan dan dijelaskan secara transparan.
“Sebenarnya uang Rp1 miliar itu tidak susah. Tapi yang bikin susah ya karena menjanjikannya duluan. Harusnya bilang saja, nanti dikumpulkan berapa adanya,” ucap Umuh.
Umuh juga menegaskan, tak peduli jika nantinya dana tersebut terkumpul utuh, Persib tetap tidak akan menerima jika tidak dilengkapi rincian yang jelas dari sumber dana. Ia khawatir jika tidak begitu, nantinya bisa menimbulkan masalah hukum bagi pihak klub.
“Kalau dikembalikan dan mau dikasih Rp1 miliar ya tetap ditolak. Karena apa? Riskan... Kalau enggak jelas, ya jadi masalah. Nanti kalau ada masalah di orang-orang yang kasih sumbangan, Persib bisa ikut kebawa. Itu aja,” pungkas Umuh.
Keputusan ini, lanjut Umuh, bukan diambil sendiri, melainkan telah melalui persetujuan pimpinan Persib secara kolektif. Menurutnya, sikap ini mencerminkan profesionalisme klub dalam menjaga integritas dan transparansi.
“Saya bicara ini juga tidak sendiri, karena atas persetujuan dari pimpinan Persib,” tuturnya.