EAST RUTHERFORD, vozpublica.id – Kekalahan telak Real Madrid 0-4 dari Paris Saint-Germain (PSG) di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi perpisahan menyakitkan untuk Luka Modric. Meski begitu, statusnya sebagai legenda klub berjuluk Los Blancos itu tak akan pudar.
Real Madrid harus mengakui keunggulan PSG di Stadion MetLife, East Rutherford, Amerika Serikat, Kamis (10/7/2025) dini hari WIB. Modric hanya bermain selama 25 menit. Namun, dampaknya di Real Madrid selama lebih dari satu dekade jauh melampaui angka statistik semata.
Pelatih Real Madrid Xabi Alonso tetap menaruh hormat kepada sang legenda meski mengakhiri pengabdiannya dengan cara yang tak diimpikan.
“Ini bukan akhir yang diinginkan. Dia akan dikenang karena lebih banyak hal baik daripada 25 menit yang ia mainkan hari ini,” ujar Alonso, dikutip dari situs resmi klub.
Kata-kata tersebut menggambarkan betapa besar pengaruh sang gelandang bagi Los Blancos, tak hanya di lapangan, tetapi juga dalam budaya klub.
“Dia legenda klub. Dia legenda sepak bola. Saya pernah menjadi rekan setimnya dan sekarang pelatihnya. Dia akan dikenang selamanya di Madrid,” lanjut Alonso, mengiringi perpisahan sang pemain dengan penuh respek dan emosi.
Luka Modric bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2012 dari Tottenham Hotspur. Ia direkrut dengan biaya transfer sebesar 35 juta euro (sekitar Rp618 miliar). Saat itu, banyak yang meragukan kapasitasnya untuk bermain di klub sebesar Madrid. Namun Modric menjawab semua keraguan dengan kerja keras, ketekunan, dan kualitas luar biasa.
Di musim pertamanya, Modric belum langsung menjadi pilihan utama. Namun, seiring waktu, ia berkembang menjadi motor permainan di lini tengah. Bersama Toni Kroos dan Casemiro, Modric membentuk trio legendaris yang mendominasi sepak bola Eropa selama hampir satu dekade.