Menurutnya, persaingan bukanlah hal baru. Dalam beberapa musim terakhir, Verdonk sudah terbiasa berduel memperebutkan tempat inti dengan pemain lain.
“Lalu, siapa pun yang dimainkan manajer, semuanya tergantung. Saya pernah mengalaminya sebelumnya dengan Souf (Souffian El Karouani) dan Youri (Baas). Saya tidak pernah takut bersaing,” tegasnya.
Dengan pengalaman itu, Verdonk merasa cukup yakin bisa kembali memenangkan persaingan. Dia menegaskan bahwa ketika bugar dan berada dalam kondisi terbaik, dia mampu bersaing dengan siapa pun.
“Ketika saya bugar dan berpikiran jernih, saya tahu saya bisa menjadi salah satu bek kiri terbaik di Belanda,” kata Verdonk.
Meski posisinya terancam, dia sadar performanya musim ini masih bisa lebih baik. Verdonk mengakui belum mencapai level seperti musim lalu, sehingga bertekad terus meningkatkan kualitas permainannya di setiap laga.
Situasi ini menjadikan musim 2025-2026 penuh tantangan bagi Calvin Verdonk. Selain harus menjaga performa untuk NEC, dia juga berusaha mempertahankan tempatnya di Timnas Indonesia. Ancaman dari kompetitor justru membuatnya semakin termotivasi untuk tampil lebih konsisten.
Jika berhasil melewati persaingan di NEC Nijmegen, Verdonk tak hanya akan mengamankan tempat utama, tetapi juga bisa mewujudkan ambisinya menjadi bek kiri terbaik di Eredivisie.