MANCHESTER, vozpublica.id – Pelatih Manchester United (MU) Ruben Amorim kembali dipaksa membela sistem permainannya setelah pasukannya menelan kekalahan telak 0-3 dari Manchester City pada Derby Manchester pada pekan keempat Liga Inggris 2025-2026, Minggu (14/9/2025) malam WIB. Hasil di Etihad Stadium itu membuat Setan Merah mencatat start terburuk mereka di ajang Premier League dalam 33 tahun terakhir.
MU kini baru mengumpulkan empat poin dari empat pertandingan awal musim ini. Catatan tersebut bukan hanya mencerminkan awal musim yang mengecewakan, tetapi juga menegaskan reputasi buruk Amorim. Sejak Perang Dunia II, tidak ada pelatih MU yang memiliki persentase kemenangan lebih rendah darinya.
Lebih parah lagi, sejak Amorim ditunjuk pada November lalu, Setan Merah menjadi tim dengan raihan poin paling sedikit dibandingkan klub-klub lain yang selalu tampil di Premier League. Mereka hanya mampu meraih rata-rata satu poin per laga dengan selisih gol minus 13, sebuah statistik yang membuat posisi Amorim semakin disorot.
Amorim mengakui kekalahan dari Manchester City terjadi karena kualitas lawan di momen penting. “Penampilan kami tidak bagus. Pada momen-momen penting, mereka lebih baik daripada kami,” ujarnya usai laga, dikutip dari Sky Sports.
Meski demikian, Amorim berusaha tetap rasional. Dia menegaskan dirinya sadar dengan rekor buruk yang tercatat, sekaligus memahami rasa frustrasi para pendukung.
“Saya mencoba bersikap rasional. Saya melihat catatan itu. Saya mengerti rasa frustrasi dan keputusan yang muncul dari hal itu. Saya menerima kritik. Itu saja,” tambahnya.