BANDUNG, vozpublica.id – Iie Sumirat, legenda tunggal putra yang berjaya di era 1970-an, meninggal dunia di Rumah Sakit Hermina Bandung, pada Selasa malam, 22 Juli 2025, pukul 19.31 WIB. Dia mengembuskan napas terakhir usai berjuang melawan penyakit.
Menurut penuturan putra almarhum, Yayang Tryawan, sang ayah telah berjuang melawan penyakit selama setahun terakhir. Semua bermula dari cedera tendon yang tak terasa parah, namun tetap dipaksakan untuk melatih.
“Tidak dirasa, terus masih melatih. Jadi merambat ke atas, paru-paru juga akhirnya jadi komplikasi,” ungkap Yayang usai prosesi pemakaman di TPU Legok Ciseureuh Mekarwangi, Bandung, pada Rabu (23/7/2025).
Kondisinya pun terus memburuk hingga tidak bisa berbicara selama tiga bulan terakhir, sehingga komunikasi menjadi sangat terbatas.
“Bapak tuh 3 bulan udah gak bisa ngomong, komunikasi kurang. Makanya selalu drop, naik, drop, naik, juga begitu di ICU hampir 8 hari naik, turun, naik, turun, ya mungkin ini yang terbaik dan meninggal jam 19.31,” sambungnya.
Sosok Tegas, Pelatih Hebat, dan Ayah yang Membanggakan
Dalam kenangan Yayang, Iie Sumirat bukan hanya seorang atlet hebat, tetapi juga pribadi yang tegas namun penuh kasih, baik kepada keluarga maupun murid-muridnya.
“Tentunya sangat bangga kepada Bapak. Bapak atlet juga dan bisa mencetak atlet juga, sangat bangga,” ujar Yayang.