Meskipun kalah, Souto tetap memberikan apresiasi terhadap penampilan tim di paruh kedua laga. Ia menilai para pemain mulai menunjukkan peningkatan intensitas dan mampu menciptakan lebih banyak peluang.
“Saya pikir para pemain kami tidak menyadari bahwa pertandingan membutuhkan intensitas yang berbeda. Di babak kedua, saya rasa kami tampil jauh lebih baik, menciptakan lebih banyak peluang, dan lain-lain,” tambahnya.
Alih-alih kecewa berlebihan, Hector Souto menilai kekalahan ini sebagai bagian penting dari proses. Ia menekankan bahwa hasil bukanlah segalanya dalam fase pramusim seperti ini, terutama saat menghadapi lawan kuat seperti Latvia.
“Namun secara umum, untuk perkembangan tim nasional Indonesia dan perkembangan para pemain, ini adalah pertandingan yang sangat bagus. Ini adalah jenis pertandingan yang memang perlu kami mainkan. Tidak selalu harus menang dan menang terus,” ujar Souto.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa seluruh target pramusim telah tercapai, meski trofi utama belum berhasil diraih.
“Pertandingan ini menghadirkan situasi yang berbeda bagi kami. Kami harus bersaing melawan tim yang benar-benar kuat, dan itu bisa terlihat. Jadi, karena ini masih pramusim, saya rasa kami sudah mencapai semua target yang kami tetapkan untuk turnamen ini,” ucapnya.
Meski hanya meraih posisi kedua di Four Nations Cup 2025, turnamen ini menjadi pengalaman kompetitif yang sangat penting bagi Evan Soumilena dan kolega. Bertemu lawan-lawan tangguh seperti Latvia memberikan gambaran nyata tentang level permainan internasional yang harus dicapai.