Meski kecewa di Jepang, Fikri menilai kekalahan itu tidak buruk dan mereka sebenarnya bisa menang. Evaluasi cepat dan motivasi bersama menjadi kunci agar mereka bisa tampil lebih fokus dan kompak di turnamen berikutnya.
“Kita evaluasi, nonton laga juga, banyak ngobrol dan saling menguatkan. Fokus berubah, semangat lagi. Jadi di China Open pun kita tunjukkan performa terbaik,” ungkap Fikri.
Kini gelar China Open 2025 membuka peluang besar bagi duo Indonesia itu. Mereka membuktikan bahwa kejutan dan konsistensi bisa terjadi meski tandem belum permanen. Bagi Fikri, kemenangan ini menjadi validasi bahwa kerja keras dan chemistry sangat menentukan hasil.