Sementara Latvia dipilih karena faktor jadwal yang sesuai dengan agenda Indonesia. Meski berada di luar 50 besar dunia, Michael menekankan bahwa fisik dan karakter permainan Eropa tetap jadi tantangan.
“Dengan Latvia, memang ada komunikasi dengan kita. Sebagian negara Eropa lain sudah punya jadwal penuh. Tapi Latvia jangan dianggap remeh, karena mereka juga punya postur besar dan permainan khas Eropa,” ujarnya.
Adapun Tanzania diundang untuk memberikan pengalaman baru menghadapi tim Afrika.
“Tanzania juga opsi yang kita coba dari Afrika. Karena kita perlu exposure, kita bisa tahu futsal di sana seperti apa. Jadi ini kombinasi yang menarik untuk kita hadapi di turnamen ini,” pungkas Michael.
Kehadiran tiga tim dengan karakter berbeda diyakini membuat AQUA Four Nations Cup 2025 menjadi ajang uji coba berharga. Bagi Timnas Futsal Indonesia, turnamen ini bukan hanya soal hasil, tetapi juga kesempatan untuk mengukur kemampuan sebelum menghadapi tantangan lebih besar di level Asia dan dunia.