Untuk mewujudkan target tersebut, PB AI akan membangun pusat-pusat pembinaan atlet di daerah, memperkuat sistem pelatihan terpadu, dan mengadakan kompetisi berkesinambungan yang berbasis klub.
Anindya juga menyoroti pentingnya pendidikan atlet, dengan memperluas kolaborasi beasiswa dan program Student-Athlete bersama pemerintah dan sektor swasta.
Dalam bidang teknologi, PB AI tengah mengembangkan Akuatik Mobile Intelligence (AMI)—sebuah platform berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mampu menyajikan data performa atlet, analisis statistik, serta menjawab berbagai pertanyaan teknis secara real-time.
“Alhamdulillah program pembibitan dan regenerasi atlet sejauh ini berjalan dengan baik. Saat ini 70 persen atlet Pelatnas merupakan perenang muda dengan rata-rata usia 16 tahun, bahkan mengalahkan para seniornya. Demikian juga di cabor akuatik lainnya,” ungkap Anindya.
Dengan semangat baru dan dukungan penuh dari para legenda serta stakeholder olahraga, Anindya berharap PB AI bisa membawa lebih banyak atlet lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028 melalui jalur limit A.
“Dengan kekompakan dan kesamaan visi misi para pengurus dalam ikhtiar memajukan olahraga akuatik, semoga semua harapan tersebut bisa jadi kenyataan. Mohon doa dan dukungannya,” ucapnya.