JAKARTA, vozpublica.id - Pemilik Perusahaan Otobus (PO) ada yang masa lalunya berprofesi sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mereka memutuskan banting setir setelah melihat peluang dan tantangan baru membangun bisnis.
Menjadi pengusaha bus di masa lalu memang sangat menjanjikan karena belum banyak pemain terjun di dunia tersebut. Tapi, di satu sisi membutuhkan modal besar dalam memulai usaha di bidang transportasi darat menggunakan kendaraan besar.
Kendati demikian, hal tersebut tak menyurutkan minat para prajurit yang sudah mantap dengan keputusannya. Berikut deretan pemilik PO bus jebolan tentara seperti dirangkum vozpublica.id dari berbagai sumber.
1. Haryanto
Bukan jadi rahasia lagi kalau pemilik PO Haryanto ini dulunya merupakan seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD). Pria yang masih suka menggunakan baret itu di masa lalu bertugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad di Serpong, Tangerang, dengan pangkat terakhir Kopral.
Awal mula kariernya, Haji Haryanto mengikuti Secata (Sekolah Calon Taruna) selama 5 bulan hingga lulus dan berhak menyandang pangkat Prajurit Dua (Prada). Setelah lulus dia ditugaskan menadi sopir batalyon.
Usai menikah pada 1982, kebutuhannya meningkat membuat Haji Haryanto memutuskan membeli angkot yang dikendarainya sendiri. Pada 1987, usahanya berkembang hingga memiliki beberapa unit angkutan kota.
Ketika krisis moneter pada 1998, Haji Haryanto memutuskan membeli bus setelah menjual sejumlah angkot miliknya. Saat itu, PO Haryanto mulai berdiri dengan trayek awal Cikarang-Tangerang dengan menggunakan lima bus.
Karier militer Haji Haryanto berakhir pada 2000 Dia memutuskan pensiun dini dengan pangkat terakhirnya Kopral Kepala. Keputusan itu diambil karena ingin fokus mengembangkan usahanya di bidang transportasi darat.
Kabar terbaru, kini H Haryanto memiliki 220 unit bus AKAP dan 100-an mobil pariwisata (total 300 unit lebih).