SEMARANG, vozpublica.id - Sosok Satria Arta Kumbara, mantan prajurit Marinir asal Ambarawa, Kabupaten Semarang menjadi sorotan publik usai muncul dalam video permintaan maaf karena menjadi tentara bayaran Rusia. Di balik kisahnya yang kontroversial, ada cerita dari masa kecil yang menyentuh, diungkap sahabat lamanya, Bangun Prihanto.
Bangun, yang kini bekerja sebagai juru parkir di sebuah pertokoan di Ambarawa, mengaku sangat mengenal Satria sejak kecil. Mereka tumbuh bersama, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar.
“Saya dari kecil, dari belum sekolah sudah dekat sama Satria. Orangnya mudah bergaul, setia kawan,” ujar Bangun saat ditemui, Jumat (25/7/2025).
Menurut Bangun, sejak kecil Satria sudah menunjukkan kedisiplinan tinggi dan bercita-cita menjadi tentara. Mimpi itu akhirnya tercapai ketika Satria diterima di TNI Angkatan Laut setelah lulus SMA. Namun setelah masuk militer, komunikasi mereka terputus.
“Dia waktu kecil punya keinginan jadi anggota, akhirnya terkabul,” katanya.
Bangun mengaku terkejut saat melihat wajah Satria viral di media sosial. Dalam video itu, Satria yang mengenakan seragam militer Rusia, meminta bantuan agar bisa pulang ke Indonesia.
Dia masih menyimpan harapan agar sahabat masa kecilnya itu bisa kembali ke kampung halaman dan berkumpul dengan keluarga.
“Terakhir ketemu setahun lalu. Kami ngobrol soal masa kecil. Saya harap semoga dia bisa pulang ke Indonesia,” ucapnya.
Diketahui, Satria Arta Kumbara sebelumnya berdinas di Korps Marinir TNI AL dengan pangkat terakhir Sersan Dua (Serda). Dia bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar) di Cilandak, Jakarta Selatan. Namun, pada 13 Juni 2022, dinyatakan desersi karena meninggalkan tugas tanpa izin.