JAKARTA, vozpublica.id - Komisi IX DPR RI mendukung terobosan besar dunia kesehatan Indonesia yang kini mampu memproduksi insulin lokal pertama untuk penderita diabetes. Keberhasilan ini juga memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor insulin.
"Ini hal yang bagus dan perlu didukung oleh semua pihak. Keberhasilan ini tidak hanya menandai peningkatan kualitas produk kesehatan dalam negeri, tetapi juga memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada obat-obatan impor, termasuk insulin," ujar anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, Selasa (27/8/2024).
Menurut Data dari Institute for Health Metrics and Evaluation menyebutkan Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia pada 2019 yaitu sekitar 57,42 persen kematian per 100.000 penduduk. Dan menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Insulin berbahan baku lokal ini telah resmi masuk dalam formularium nasional (fornas), yang berarti dapat ditanggung oleh jaminan kesehatan nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Rahmad menyambut baik hal tersebut karena dapat membantu meringankan beban masyarakat, khususnya penderita diabetes.
"Ini adalah langkah maju yang signifikan bagi industri kesehatan nasional. Saya sangat mengapresiasi inovasi ini, yang menunjukkan bahwa kita mampu memproduksi obat-obatan berkualitas tinggi dengan bahan baku lokal sekaligus dapat meringankan beban masyarakat," tutur Rahmad Legislator dari Dapil Jawa Tengah V tersebut.
Menurut Rahmad, Insulin lokal ini tidak hanya akan membantu menurunkan biaya pengadaan obat melalui pengurangan impor, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan lebih lanjut di bidang farmasi dalam negeri.