MEDAN, vozpublica.id – Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) atau Pusat Operasi Darurat menyusul pendaratan darurat pesawat Saudi Arabian Airlines SV 5688, Sabtu pagi (21/6/2025). Pesawat yang membawa 376 penumpang jemaah haji dan kru itu dialihkan dari rute Jeddah–Surabaya ke Kualanamu setelah menerima ancaman bom.
Pesawat jenis Airbus A333 mendarat dengan selamat di Bandara Kualanamu pada pukul 09.27 WIB setelah pilot berkoordinasi dengan AirNav Indonesia dan otoritas keamanan bandara. Seluruh penumpang, yang merupakan jemaah haji asal Indonesia, langsung dievakuasi.
“Sebagai bentuk respons cepat, EOC langsung diaktifkan. Kami melibatkan Komite Keamanan Bandara serta seluruh unsur terkait guna memastikan penanganan darurat sesuai airport contingency plan,” ujar Plt Director of Operation and Service PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati, Sabtu (21/6/2025).
Meskipun situasi tersebut, otoritas Bandara Kualanamu memastikan seluruh jadwal penerbangan tetap berjalan normal. Prosedur keamanan dan pelayanan publik tetap berjalan tanpa gangguan berarti.
“Bandara Kualanamu tetap beroperasi penuh. Proses screening terhadap penumpang dan kru SV 5688 telah selesai, dan semuanya dinyatakan clear,” kata Nugroho.
Aktivasi EOC mencakup koordinasi lintas instansi, termasuk TNI AU, Polri, tim jihandak dan tim medis bandara. Seluruh prosedur evakuasi, isolasi area pesawat, hingga pemeriksaan barang bawaan dilaksanakan sesuai standar penanganan ancaman keamanan penerbangan.
Kondisi ini membuktikan kesiapsiagaan Bandara Kualanamu dalam menghadapi situasi darurat. Meski sempat diterpa ancaman, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.
“Prioritas utama kami adalah keselamatan dan kenyamanan penumpang. Aktivasi EOC menjadi langkah standar untuk memastikan semua risiko terkendali,” katanya.