JAKARTA, vozpublica.id – Pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A terus dikebut untuk memperluas layanan transportasi publik ibu kota. Jalur ini menghubungkan Stasiun Thamrin hingga Stasiun Kota, melanjutkan koridor utara–selatan Fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019, dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.
Dengan panjang lintasan mencapai 5,8 kilometer, jalur Fase 2A mencakup tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Hingga Juni 2025, progres pembangunan MRT Fase 2A telah mencapai 49,99 persen. Jika berjalan sesuai jadwal, jalur ini ditargetkan mulai beroperasi secara bertahap pada tahun 2027.
Untuk meminimalkan gangguan terhadap aktivitas warga, terutama di jalan-jalan protokol, PT MRT Jakarta menerapkan beberapa metode pembangunan inovatif. Salah satunya box jacking method, teknik konstruksi baru di Indonesia.
"Saat membangun koridor bawah tanah, kami menggunakan metode box jacking, yakni seperti menggali terowongan dengan mendorong kotak besar perlahan menggunakan sistem hydraulic jacking. Setelahnya baru dilakukan pemasangan dinding penahan di bagian belakang," kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Weni Maulina, Kamis (19/7/2025).