JAKARTA, vozpublica.id - Pernyataan mengejutkan datang dari Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi Golkar, Zulfikar Arse Sadikin, yang menyinggung soal kesulitan mendapatkan penghasilan halal bagi anggota legislatif. Ucapan tersebut menuai respons dari berbagai pihak, termasuk dari politisi senior PDIP, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
“Sulit mendapatkan uang halal ketika menjadi politikus atau anggota DPR RI,” ujar Arse, yang kini menjalani periode keduanya sebagai legislator dari Fraksi Partai Golkar.
Arse juga mengakui bahwa dirinya tidak selalu berterus terang kepada keluarga terkait sumber pendapatan yang diperoleh. Meski begitu, ia menekankan tetap berusaha mencari rezeki dengan cara yang benar.
"Sejak masa mahasiswa, saya sudah melihat perilaku korup mendarah daging di organisasi," ujarnya, mengacu pada praktik manipulasi laporan keuangan saat aktif di organisasi kampus.
Menanggapi hal tersebut, TB Hasanuddin menilai bahwa gaji dan tunjangan yang diterima anggota dewan sebenarnya sudah sangat memadai untuk kehidupan sehari-hari.
“Siapapun itu ya, buat kami, sudah cukup gaji itu. Kemudian ya gaji, ditambah lagi ada uang (tunjangan) kalau tidak dapat rumah. Kalau dapat rumah itu tambah Rp50 juta. Jadi take home pay itu lebih dari Rp100 juta per bulan. So what gitu loh. Jadi kalau dapat Rp100 juta ya mungkin Rp3 juta per hari,” kata TB Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ia bahkan membandingkan pendapatan anggota DPR dengan profesi lain. “Saya sudah bersyukur sih, buat saya. Bersyukur sekali,” ujar TB Hasanuddin.
Mengenai tunjangan rumah, TB menuturkan nilainya sekitar Rp50 juta meski tidak terlalu mengingat angka pastinya.
Dalam sebuah diskusi yang digelar ICW pada Senin (11/8), Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi Golkar, Zulfikar Arse Sadikin memaparkan secara terbuka bahwa dirinya tidak selalu jujur kepada keluarga mengenai asal-usul pendapatan. Menurutnya, meski sulit, ia tetap berusaha memastikan rezekinya berasal dari jalan yang halal.