Merupakan suatu kehormatan besar untuk berdiri di Aula Sidang Umum yang agung ini, di antara para pemimpin yang mewakili hampir seluruh umat manusia. Kita berbeda ras, agama, dan kebangsaan, namun kita berkumpul sebagai satu keluarga manusia.
Kita di sini pertama dan terutama sebagai sesama manusia-masing-masing diciptakan setara, dianugerahi hak yang tak terelakkan untuk hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan.
Kata-kata dalam Deklarasi Kemerdekaan AS telah menginspirasi gerakan-gerakan demokrasi di berbagai benua, termasuk Revolusi Prancis, Revolusi Rusia, Revolusi Meksiko, Revolusi Tiongkok, dan perjuangan serta perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan.
Deklarasi ini juga melahirkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948. "Semua manusia diciptakan setara" adalah kredo yang membuka jalan menuju kemakmuran dan martabat global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, di era kejayaan ilmu pengetahuan dan teknologi kita sendiri, era yang mampu mengakhiri kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan, kita juga terus menghadapi bahaya, tantangan, dan ketidakpastian yang serius saat ini.
Kebodohan manusia, yang dipicu oleh rasa takut, rasisme, kebencian, penindasan, dan apartheid, mengancam masa depan kita bersama. Negara saya merasakan kepedihan ini. Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih rendah daripada anjing di tanah air kami sendiri. Kami, bangsa Indonesia, tahu apa artinya diabaikan keadilan dan apa artinya hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan, dan diabaikan kesempatan yang setara.
Kami juga tahu apa yang dapat dilakukan oleh solidaritas. Dalam perjuangan kami untuk kemerdekaan, dalam perjuangan kami untuk mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberi kami bantuan penting.
Keputusan yang dibuat di sini berdasarkan solidaritas kemanusiaan oleh Dewan Keamanan dan Majelis ini, memberi Indonesia legitimasi internasional, membuka pintu, dan mendukung perkembangan awal kami melalui Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan banyak lagi lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya.
Dan karena itu, Indonesia saat ini berada di ambang kemakmuran bersama dan kesetaraan serta martabat yang lebih besar.