JAKARTA, vozpublica.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) marak terjadi di Tanah Air. Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa karhutla tahun ini hampir melebihi total kejadian bencana hidrometeorologi basah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan karhutla yang marak terjadi 99 persen disebabkan oleh faktor manusia.
“Memang kita tidak bisa pungkiri ya, tadi seperti saya bilang kalau misalkan kita bicara kebakaran itu, 99 persen itu pasti faktor manusia baik sengaja maupun tidak sengaja,” ujar Aam, sapaan akrab Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, dikutip Selasa (19/9/2023).
Aam mengatakan, Indonesia yang sedang di fase musim kemarau ditambah dengan menguatnya fenomena El Nino hanya efek katalis penyebab karhutla. Di balik itu, kata dia, ada tangan manusia yang membuat api sehingga terjadi kebakaran.
"Meskipun yang kita harapkan kondisi kemarau atau El Nino yang kita sebut sebagai efek katalis ya, tapi bukan penyebab, jadi bukan musim kemaraunya yang menyebabkan api, yang menyebabkan api itu ada intervensi manusia. Alamnya enggak bisa tiba-tiba muncul api, muncul kebakaran, enggak mungkin. (Penyebab) utama adalah manusia, pasti manusia,” ujar Aam.
Aam mengingatkan agar masyarakat tidak menimbulkan kejadian kebakaran. Dia pun mendorong jika terdeteksi titik api harus segera ditindaklanjuti dengan upaya pemadaman.