Integrasi AI di Industri TIC: Efisiensi Meningkat, SDM Terampil Jadi Tantangan

iNews
Arifin Lambaga, Praktisi dan Pemerhati Industri Testing, Inspection, Certification (TIC)  (Foto: Dok Pribadi)

Arifin Lambaga
Praktisi dan Pemerhati Industri Testing, Inspection, Certification (TIC) 

GELOMBANG pemanfaatan artificial intelligence (AI) tak terbendung lajunya, di seluruh dunia. Industri global dalam berbagai skala, berlomba-lomba mengadopsinya. Baik yang bertujuan mencapai kinerja yang lebih efisien, maupun untuk menemukan wawasan baru pengembangan produk. 

Jika dirunut sejak diluncurkannya ChatGPT pada 30 November 2022, ChatGPT memang bukan AI yang pertama kali dikenal dunia. Varian Generative AI ini, tak berhenti pemanfaatannya oleh berbagai perusahaan maupun perorangan. 

TechCrunch dalam laporan yang diterbitkannya 25 Juli 2025, menyebut tak kurang dari 2,5 miliar permintaan pengguna global ChatGPT setiap hari. Hari ini, menurut Sam Altman, CEO OpenAI, volume pencariannya telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam waktu delapan bulan. Sedangkan perusahaan induk Google, Alphabet, walaupun tak menampilkan data pencarian harian, mengungkapkan perangkat berbasis AI ini, menerima 5 triliun permintaan per tahun. Ini berarti, mencapai 14 miliar pencarian per hari. Angka-angka ini, tampaknya tak bermakna jika tak dikaitkan untuk menelaah pembentukan ekosistem AI.

Saat sebuah entitas perusahaan mulai mengadopsi AI, akan terjadi transformasi praktik kerja yang beruntun, diikuti transformasi bidang lainnya. Tenaga kerja dengan keterbatasan daya tahan fisik maupun ketelitian mental, saat berkolaborasi dengan perangkat berbasis AI, akan terlampaui keterbatasannya. Efisiensi meningkat. Di samping itu akan diperoleh wawasan baru penanganan produk, yang sebelumnya tak tercapai. Misalnya pada industri manufaktur, dapat diperoleh wawasan pemanfaatan limbah. Ini sebelumnya hanya menjadi buangan. Wawasan diperoleh dengan meminta rekomendasi Gen-AI, soal pembuangan limbah yang aman bagi lingkungan serta berbiaya murah. Penghematan terjadi. Di sini, efisiensi dan penghematan jadi sumber pendapatan alternatif.

Dengan hadirnya satu perusahaan pengadopsi AI, jejaringnya terbentuk. Ini manakala perusahaan pengadosi awal, membutuhkan bahan baku dari perusahaan lain. Otomatisasi berbasis AI pengadopsi awal, ‘memaksa’ perusahaan pemasoknya menjalankan sistem serupa. Adopsi ini akan terus disusul adopsi-adopsi oleh perusahaan lainnya. Manakala jejaringnya makin luas, bidang yang dilayani AI turut meluas. Hal utama yang langsung dirasakan, meningkatnya kecepataan produksi. Inspeksi bahan baku hingga produk jadi, yang semula mengandalkan manusia mutlak, diganti oleh sistem berbasis AI. Seluruhnya ini membutuhkan transformasi di hulu, kecakapan sumber daya manusia.

Terkait tersedianya sumber daya manusia terampil AI, Organization for Economic Co-operation and Development, melalui OECD.org, 2025, menyebut terjadi kelangkaan keterampilan pada kemampuan AI tertentu. Ini nyata menghambat adopsi AI. Bahkan saat terjadi di perusahaan-perusahaan besar. Karenanya pengembangan sumber daya manusia terampil AI, menjadi hal mendasar dalam transformasi industri saat ini.

Sayangnya, saat perusahaan-perusahaan ingin memenuhi sumber daya manusia dengan keterampilan berbasis AI, dunia akademik, sebagai lembaga penyedia manusia terdidik, sering kali tak memenuhinya. Sumber daya manusia berwawasan AI, tak terjamin penyediaannya oleh lembaga ini. Karenanya, persyaratan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan jejaring industri berbasis AI, mutlak direvisi. Harus ada kolaborasi antara industri pengguna sumber daya manusia dengan sektor penyedianya. Ini bertujuan untuk merancang pengembangan keterampilan yang sesuai maupun menyelenggarakan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. Seluruh uraian ini, tertuang dalam laporan berjudul "The Adoption of Artificial Intelligence in Firms: New Evidence for Policymaking".

Editor : Maria Christina
Artikel Terkait
Nasional
2 bulan lalu

"Efek Kupu-Kupu" Artificial Intelligence pada Nasib Peradaban

Nasional
3 bulan lalu

Urgensi Aturan Perlindungan terhadap Bahaya Artificial Intelligence

Video
1 tahun lalu

Wacana Pembatasan BBM Subsidi, Teknologi Artificial Intelligence Akan Dimanfaatkan

Internet
2 tahun lalu

Didukung Generative AI Google Cloud, Elitery Kembangkan Sistem Berbasis Artificial Intelligence

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program vozpublica.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal