"Karena apa? karena emas tuh kan mahal harganya, kalau kita beli kemudian kita simpan, itu buat Antam nggak menguntungkan, karena kita tidak bisa prediksi harga emas," tuturnya.
Lebih lanjut, Ardianto mengungkapkan bahwa sistem penjualan Antam saat ini sangat bergantung pada pihak luar karena keterbatasan modal kerja perusahaan.
"Jadi Antam dulu nggak punya modal Pak, sehingga yang menjualkan emas ke lapangan adalah orang-orang yang punya uang. Jadi perusahaan-perusahaan mitra kita namanya wholesaler Pak, itulah yang membantu Antam menjualkan ke toko emas, rakyat," jelasnya.
Prosesnya berjalan secara back-to-back, kata Ardianto, wholesaler membeli emas dari Antam, dan Antam memproduksi sesuai pesanan tersebut, kemudian mendistribusikannya ke toko-toko emas.
"Itu Pak hampir 70 persen bisnis kami begitu, jadi tidak 100 persen 43 ton itu uangnya Antam Pak, itu 70 persen para wholesaler itu yang membeli ke Antam," tambahnya.